What I Read in August: Back To High School

Tuesday, August 31, 2021

picture credit to @haticehuma from Unsplash

Bentar bentar, aku masih rada enggak percaya hari ini udah hari terakhir di bulan Agustus dan postingan selama sebulan cuma ada satu??? Hahahaha ngapain aja gue??

Jawabannya adalah... selama sebulan ini aku cukup terdistraksi sama hal lain selain blogging. Maafin yaa temen-temen, selama sebulan ke belakang aku jarang banget blogwalking. Jangankan blogwalking yaa, buka blog sendiri aja jarang. Itu komenan di postingan wrapped-up baru aku bales-balesin hari Minggu kemarin hahahaha maafkan akuuu...

Nah, salah satu distraksinya adalah aku ikutan event yang diadakan oleh klub buku yang aku ikutin di Twitter, Midnight Reading Challenge. Nama acaranya Festival Muda Mudi, kegiatannya adalah membaca novel-novel Teenlit atau Young Adult selama sebulan. Ceritanya kembali menjadi remaja gitu hahaha.

Awalnya tuh, aku agak ragu mau ikutan karena kan kayaknya udah lama juga enggak baca Teenlit/YA, walaupun bulan lalu baca The Poppy War yang termasuk ke dalam YA juga sih. Tapi akhirnya aku ikutan aja deeh, kebetulan diajakin baca bareng juga sama Lia dan beberapa teman lainnya.

Dan aku seneng bangeeeet gara-gara ikutan event ini, aku jadi nemu buku-buku Teenlit/YA yang bagus, dan akhirnya selama sebulan kemarin, aku namatin 4 novel yang masing-masing punya sekitar 200an halaman! Pencapaian besar sejak aku kena reading slump parah yang bikin aku males baca buku selain komik hahaha.

Naah, sekarang aku mau ceritain buku-buku apa aja yang aku baca selama ngikutin Festival Muda Mudi ini. Sesuai judulnya, back to high school, karena semua buku yang aku baca settingnya di SMA. Kebetulan juga buku terakhir baru beres tadi pagi banget, masih fresh from the oven wkwkwk.

Ini urutan review-nya sesuai urutan bacanya yaa... Kalau ada yang mau lihat ocehan aku selama baca, aku bikin thread sendiri di Twitter hehehe.

via GIPHY


1. A Untuk Amanda by Annisa Ihsani
Gimana jadinya kalau sang juara kelas yang sekilas terlihat sempurna, divonis mangidap depresi? Apa yang menyebabkan dia bisa depresi?

Aku udah lama banget denger tentang novel A Untuk Amanda, dan baru di bulan ini aku membuktikan kalau novel ini memang sebagus itu!

Novel ini membahas tentang mental health. Tapi walaupun temanya berat, novel ini tetap diceritakan dari sudut pandang remaja, Amanda, jadi aku rasa ceritanya enggak berat-berat amat. Dan walaupun bahasa yang dipakai adalah bahasa baku (yang terasa seperti buku terjemahan) ceritanya tetap sangat mengalir.

Amanda sang juara kelas, punya impian menjadi ilmuwan, tapi terhalang tradisi orang-orang di kotanya yang hampir enggak pernah pergi merantau ke luar kota. Sementara satu-satunya kampus di kota itu enggak punya jurusan fisika yang dia mau. Selain itu, Amanda mulai merasa kalau dia tidak benar-benar pintar, melainkan cuma beruntung. Dari situlah suara-suara dari dalam kepalanya terus bermunculan, mempertanyakan apa sebenarnya dia layak menyandang gelar juara.

Semasa sekolah, aku enggak pernah jadi si pintar, berteman sama yang pintar aja jarang hahaha. Jadinya pas baca A Untuk Amanda, beberapa kali aku merasa kayak "ya ampun ternyata orang-orang pintar enggak selamanya senang." Dan bukan berarti mereka terhindar dari stres, hanya karena mereka selalu dapat nilai bagus. Justru kadang nilai bagus itulah yang jadi pemicu stres.

Yang paling aku suka dari novel ini adalah part-part di mana Amanda berkonsultasi dengan Dokter Eli, ahli terapisnya. Dokter Eli ini kelihatan kayak orangnya santai, tapi dia paham apa yang Amanda butuhkan. Kayak misalnya dia ngasih tugas buat dikerjakan oleh Amanda, awalnya mungkin Amanda merasa kayak yang "apaan sih tugas beginian" tapi ternyata tugas-tugas yang Dokter Eli berikan tuh berpengaruh sama apa yang dirasakan Amanda.

Pernah denger katanya buat orang dengan masalah kesehatan mental, bisa ketemu dengan dokter yang tepat itu udah kayak mukjizat. Dan aku rasa Amanda beruntung banget langsung ketemu Dokter Eli di saat dia pertama kali sadar dia butuh bantuan.

Novel ini highly recommended pokoknya! Tapi mungkin buat bacanya perlu keadaan hati yang lagi stabil dulu kali yaa, karena pikiran-pikiran Amanda tiap mentalnya lagi enggak stabil tuh cukup berpengaruh ke pembaca soalnya.


2. Will Grayson, Will Grayson by John Green and David Levithan
Terima kasih Festival Muda Mudi karena aku jadinya kembali membaca karyanya John Green ahaha walaupun sama novel yang ini kayaknya agak kurang cocok, entah karena terjemahannya yang kurang luwes atau gimana hahaha.

Bercerita tentang dua orang anak laki-laki yang sama-sama punya nama Will Grayson, yang tidak sengaja bertemu di sebuah tempat saat ada orang yang menyebutkan namanya.

Will Grayson pertama punya keluarga yang harmonis, punya sahabat yang jadi pusat dunia, Tiny Cooper, punya beberapa teman yang asik, tapi seringnya dia merasa kayak selalu kurang ini-itu. Sementara Will Grayson kedua cenderung lebih gloomy, punya rahasia yang menurutkan bakal menghancurkan dunianya kalau orang-orang tahu.

Tadinya aku kira novel ini bakal membahas membahas persahabatan kedua Will Grayson, tapi aku malah merasa pemeran utama di novel ini malah Tiny Cooper. Seperti yang aku bilang tadi, Tiny Cooper ini kayak pusat dunia, jadi kedua Will Grayson ini jadinya kayak berpusat ke Tiny Cooper gitu. Bahasaku aneh enggak sih hahaha.

Begitulah, jadi kayaknya ekspektasi aku ketinggian buat novel ini hahaha. Beberapa part sih cukup menyentuh, tapi beberapa part lainnya datar-datar aja hahaha.

Oh tapi aku merasa cukup relate sama Will Grayson pertama! Cerita dia dicomblangin dan walaupun dia tertarik, tapi dia bersikap sebaliknya cuma karena dia malas dicomblangin. Relate karena aku selalu males kalau dicomblangin gitu, walaupun orangnya cukup menarik, tapi bawaannya males aja gitu hahaha.


3. Minoel by Ken Terate
Salah satu novel penting buat dibaca para remaja! Eh enggak ding, yang udah dewasa pun menurutku perlu juga baca novel ini. Buat apa? Buat meningkatkan awareness terhadap toxic relationship.

Yes, Minoel membahas tentang toxic relationship, yang mana seperti A Untuk Amanda, walaupun bahasannya berat, tapi diceritakan dengan sangat mengalir jadinya enak bacanya.

Minoel ini waktu kecilnya sakit-sakitan, dan pernah kena deman tinggi banget yang membuat pertumbuhan kakinya jadi enggak seimbang, salah satu kakinya lebih kecil. Karena fisiknya ini, dia sering merasa enggak percaya diri dan juga sering jadi bahan ledekan temen-temen di sekolahnya. Sampai suatu hari dia bertemu seorang cowok yang mengaku suka sama dia, namanya Akang. Minoel merasa bahagia banget, sampai-sampai yang masuk ke telinganya cuma omongan Akang.

Yak bener, Akang ini adalah pacar yang sangat sangat sangat toxic! Dari awal dia muncul aja aku udah misuh-misuh karena kelakuannya dia beneran udah red flag banget! Sumpah sepanjang baca tuh dibikin emosi sama laki-laki enggak guna ini! Rasanya pengin gelundungin dia ke laut huh 😤

Sayangnya Minoel tuh terlanjur dibutakan sama cinta heuuu jadinya dia enggak sadar kalau dari awal cowoknya ini brengsek. Kasihan dia tuh polos dan lugu banget, pengaruh dari kecil kurang kasih sayang dari orangtuanya juga sih.

Yang aku suka, Minoel ditulis dengan sudut pandang Minoel, yang memang ceritanya lagi menulis untuk terapi mentalnya. Jadi berasa kayak lagi baca diari sahabat kita yang habis mengalami suatu kejadian yang buruk gitu. Rasanya sepanjang baca pengin banget meluk Minoel 😭

Karakter kesukaanku di novel ini adalah Yola, sahabatnya Minoel yang orangnya blak-blakan banget dan nomor satu penentang hubungan Minoel dan Akang. Berasa banget diwakili sama Yola karena apa yang dia bilang beneran mewakili pikiranku hahaha.

Sama kayak A Untuk Amanda, Minoel adalah novel yang penting untuk meningkatkan awareness pada remaja. Highly recommended lah!


4. Dark Love by Ken Terate
Dari pengarang yang sama dengan Minoel, masih seputar kehidupan remaja juga. Kali ini kita ketemu sama Kirana, anak pinter yang sebentar lagi akan menempuh ujian akhir di SMA tapi malah hamil.

Iyaa beneran dark yaa ternyata karena ceritanya tentang kehamilan remaja 😭😭

Sayangnya Dark Love ini agak enggak semengalir Minoel ceritanya. Aku juga merasa kesulitan buat simpati sama Kirana, enggak yang pengin meluk kayak ke Minoel, malah di awal-awal aku banyak sebel sama sifatnya Kirana hahaha.

Oh iya kalau ada yang udah nonton Dua Garis Biru, mungkin Dark Love akan sedikit mengingatkan ke sana. Cuma bedanya nih, pacarnya Kirana di sini enggak dikasih tahu siapa, cuma dikasih keterangan kalau dia salah satu cowok dari circle-nya Kirana aja. Jadi kandidatnya ada tiga cowok: Andra, Alvin dan Banyu.

Awalnya entah kenapa aku yakin pacarnya Kirana ini Andra, eh tapi ada part-part di mana ketiga cowok ini punya potensi sebagai pacarnya Kirana (karena memang ceritanya mereka pacaran diem-diem tanpa diketahui teman-teman lainnya).

Nah yang bikin aku agak risih sama sifatnya Kirana nih, dia kayak protektif banget sama ketiga temen cowoknya ini lho! Kayak kalau temen-temen cowoknya ini deket sama cewek lain, dia cemburu atau enggak suka gitu hahaha. Sebagai orang yang punya dua sahabat cowok, aku sungguh tidak relate sama Kirana hahaha.

Tapi pesan yang dibawa sama novel ini sama bagusnya kok kayak A Untuk Amanda dan juga Minoel. Bener deh yaa yang namanya sex education itu penting banget, biar para remaja tuh enggak seenaknya mikir pengin nyobain ini-itu tanpa tahu akibatnya bakal buruk ke meraka.

Sayangnya di Indonesia ini masih banyak yang mengira sex education itu malah bakal memancing anak-anak buat nyobain sex, dikiranya sex education itu ngajarin buat having sex kali. Padahal se-simple menstruasi pun yaa masuknya ke sex education juga kan?



🍀

Favoritku dari 4 buku di atas kayaknya ketebak yaa, A Untuk Amanda dan Minoel, karena dua-duanya punya cerita yang sangat membekas dan juga karakter-karakter yang relatable.

Oh iya aku denger nama Ken Terate itu udah dari lama, kayaknya dari jaman aku masih hobi baca Teenlit juga udah familiar sama namanya deh. Tapi baru kesampaian baca karyanya sekarang, dan aku suka banget sama Minoel. Rasanya pengin rekomendasiin buku ini ke siapa aja, terutama ke orang-orang yang ada potensi terjebak di toxic relationship gitu.

Aku sendiri tahu banget gimana buruknya toxic relationship itu, karena salah satu sahabatku pernah terjebak di sana dan itu hampir bikin hubungan kami (aku dan sahabatku) hancur. Kayak tiap lihat cowoknya tuh, aku ikutan kesel ke sahabatku gitu hahaha. Makanya aku kayaknya paham sama yang dirasakan Yola.

Daaann terima kasih Midnight Reading Challenge untuk Festival Muda Mudinya yang berhasil bikin aku baca 4 novel dalam sebulan!! Wkwkwk... Ini ada pengaruhnya karena baca bareng-bareng sih kayaknya, karena habis baca pasti ada yang mau dibahas gitu, jadinya bacanya lebih semangat deeh 😆

Oh iya keempat buku itu ada di Gramedia Digital semua, dan kayaknya di iPusnas juga ada deh. Aku baca Dark Love di iPusnas btw soalnya enggak tahu kenapa yang di GD kok masuknya nonfiksi yaa 🤔

Begitulah postingan ini dibuat biar monthly wrapped-up Agustus nanti enggak bentrok sama yang sebelumnya hahahaha...

Temen-temen ada baca buku apa aja niih selama Agustus?

eya.

14 comments

  1. Aku juga ga percaya agustus udah berakhir mbaaa.. secepat itu waktu berlaluu yaa 😆😆
    Selamat mba eya keluar dr reading slump n berhasil menamatkan 4 buku bulan ini. Yeeeyy!! Dr ke 4 buku itu, aku blm.baca satu pun. Hehehhe.. Aku pernah baca buku Annisa Ihsani yg lain, dan bahasanya mnrt aku agak kaku gimana gt. Klo A untuk Amanda jg kah?
    Toxic realitionship itu memang parah sih, krna parahnya orang yg menjalani bahkan suka ga sadar klo hubungannya toxic sbnrnya. Huhu.. Mba Eya pernah baca Represi karya Farikhsina Amalia ga? Itu jg tntng hubungan toxic n depresi, tp bahasanya jg ringan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa sampai bingung sendiri kadang, kok cepet banget sih waktu berjalan 😂

      Makasih Mba Thessa, aduuh sempat reading slump lama bangeeet dan baru tahun ini kayaknya aku mulai bisa baca-baca novel lagi. Eh kalau menurutku A Untuk AManda ga kaku sih, cuma memang bahasanya dia kayak novel terjemahan. Sama setting tempatnya juga kayak bukan di Indonesia gitu hahaha

      Nah bener bangeet, orang yang menjalaninya ga sadar makanya kadang jadi orang-orang sekitarnya yang jadi kesel karena ga didengerin. Tapi buat yang jalanin, orang-orang yang mau ngingetin nih malah jadi nyebelin yaa? Beluum Mba Thessa, kalau ada di Gramedia Digital nanti aku cobain deh 😆

      Delete
  2. Waah kemaren mau ikutan juga tuh Festival Muda Mudi nya MRC tapi udah terlanjur banyak ongoing buku lain jadi kelewat deh mau ikutan baca. Tapi, kalo soal Teenlit kayaknya Ken Terate emang terkenal banget ya, kayaknya aku udah tau nama ini udah lama banget dan baru baca yang Jurnal Jo doang itu pun ya waktu masih sekolah sih hahaha.

    Dari 4 buku itu A untuk Amanda dan Minoel itu udah masuk TBR sih, belom kesampean buat baca. Tapi, kayaknya emang bagus banget ya soalnya banyak banget yang nyaranin untuk baca 2 buku ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah padahal kalau pas yang lagi ongoing ada YA bisa dipas-pasin Mba Tika 😆 Iya Ken Terate kayaknya memang udah spesialisnya teenlit yaa kayaknya, novel-novelnya teenlit semua.

      Iyaa betul dua-duanya itu bagus siih, menurutku salah dua yang wajib baca hahaha. Ayoo dibaca Mba Tikaa 😆

      Delete
  3. Sudah jarang baca cerita remaja, jadi pengen baca lagi. Di rak buku, ada beberapa buku remaja, salah satunya Dilan. Dari kemarin, tertarik untuk baca Dear Nathan meski sudah nonton filmnya.

    Ohya, dari keempat judul, saya hanya tau A Untuk Amanda, itupun belum pernah baca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya nyenengin Rahul, baca cerita remaja setelah lama ga baca lhoo 😆 Dear Nathan aku belum nonton juga filmnya nih ahaha.. A Untuk Amanda bagus banget Rahul, aku rasa bakal cocok sih Rahul kalau mau baca.

      Delete
  4. iya kak aku setuju, sex edu itu malah penting untuk anak-anak. selain tujuan yang kak eya tulis di atas, juga bisa untuk mereka self defense kalau anak-anak iyu dipegang-pegang sama orang-orang nggak bertanggung jawab. biar tau kalau menggrepe dan digrepe orang lain yang tidak bertanggung jawab itu salah. kasian kalau lihat anak-anak dilecehkan tapi mereka nggak tau harus apa. :(

    makasih lho kak eya udah jelasin kegiatan baca ini di blog, jujur aku kadang nggak nyambung kalau scroll di tl karena distraksinya banyak haha. jadi nggak fokus-fokus amat baca thread.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah beneer, banyak banget anak-anak ga paham bagian mana yang boleh dipegang, mana yang ga boleh. Aku suka risih sih kalau lihat ada orang dewasa (yang ga ada hubungan apa-apa) megang-megang anak kecil gituu 😤 Kadang mikir mereka juga ga suka tapi ga tau gimana nolaknya gituu..

      Hahaha Endah pusing yaa baca thread aku ga rapi wkwkwk di-update seenak jidatnya doang 😂

      Delete
  5. A untuk Amanda termasuk novel YA favoritku kak....bahkan masuk jajaran buku favorit selama setahun wkwkk karena saking sukanya dengan tokoh Amanda. Gaya penulisan mba Annisa Ihsani keren banget ya, baku tapi pas dibaca tuh enak gitu gak kerasa kaku. Pembahasan topik yang diangkat juga cukup mendalam dan detail. Ah keren lah pokoknya ;3. Btw aku sempat bahas buku ini si blog hehehe *promosi*

    Event ini menarik banget sih sebenernya kemarin sempat mau ikutan tapi aku lagi males baca YA 😂. Pas baca thread Kak Eya dan Lia seru juga jadinya...bisa dapet rekomendasi novel YA ><

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga suka banget Rekaaa, sempet sama Lia rencana mau baca bareng novel Annisa Ihsani yang lainnya, tapi akhirnya kita nyobain novel lain dulu. Dan kayaknya Mba Annisa Ihsani itu paham soal science yaa, kalau ga salah novel lainnya juga ada unsur science-science-nya gitu..

      Waah nanti aku cek Rekaa, kayaknya itu sebelum aku main-main ke blognya Reka yaa 😆

      Iyaa dan rekomendasi temen-temen lainnya tuh beragam dan kayak bagus-bagus gitu lho Rekaa.. acara virtual meeting-nya juga seru-seru banget!

      Delete
  6. Mba Eyaaa.. sebelumnya terimakasih Banyakk buat rekomendasinya 😆😆. huhuhu

    A untuk amanda nyangkut banget ni di hati. Wkwkw
    Aku smpe skrang masih sering baca novel Teenlit juga sih... cuma genrenya horror gitu. Dan baca tulisan mba ini bikin aku langsung buru2 nyatetin 2 buku paling favorit Mba Eya. A untuk Amanda sama minoel.. haha

    Semoga bisa nemu waktu yang pas buat ngebaca.

    Btw, ada apa dengan agustus ya...
    Kayanya man teman banyak yg nulis (agustus sedang hectic2nya..) hahha *termasuk aku.. 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. A Untuk Amanda agak triggering Mas Bayu, harus cari waktu yang pas soalnya aku juga bacanya cukup kebawa emosinya Amanda ahaha.. Minoel wajiiibb banget dibaca.

      Dua-duanya ada di Gramdig Mas Bayu, cuuusss baca :D

      Hahaha apa karena bulan kemerdekaan jadi pada hectic? (hubungannya apaan wkwkwk)

      Delete
  7. Yaampunnn apa kabar ken terate, nama yang sering muncul di kepalaku kalau ke gramedia sama persewaan buku
    lama banget ga pernah buka karya dari ken

    agustus kemarin aku nggak ada tambahan buku baru yang dibaca, kelarin buku sekf improv yang bulan sebelumnya juga belum selesai hahaha
    buku amanda nih kayaknya oke juga, karya ken yang minoel juga menarik..
    bingung mode on

    ReplyDelete
  8. Aku jadi ingin membaca novel Minoel setelah membaca postingan ini. Ternyata novel itu juga ada di Play Book. Untuk buku-buku yang lain aku masih belum cec, apa juga ada di Play Book. Tapi untuk buku Dark Love, aku sudah baca, lama banget, sih, sejak terakhir ya, baca. Jadi menurut Kak Eya, Kak Eya lebih suka Minoel daripada Dark Love?

    Makasih untuk rekomendasinya!

    ReplyDelete