#WorldBookDay2020 : Aku Dan Komik

Saturday, April 25, 2020

from pexels

Happy World Book Day for every bookworm all over the world!!

Aku udah lama enggak bahas tentang buku di sini. Jadi karena tanggal 23 April kemarin adalah World Book Day, jadi aku nulis hal yang berhubungan sama buku! Memang sih, buat sebagian orang komik itu enggak termasuk buku. Bahkan enggak sedikit juga aku ketemu orang yang berpendapat (and have the audacity to scold me) kalau baca komik itu cuma buang-buang waktu.

Menurutku, komik itu ya bagian dari buku juga. Sama-sama media untuk membaca kok. Mungkin kalau waktu kecil dulu enggak dikenalin komik, aku susah buat tertarik sama buku. Soalnya dulu baca buku cerita anak-anak bergambar pun maunya dibacain Ibu terus, males baca sendiri haha. Thanks to komik Doraemon Petualangan yang mengenalkan aku pada dunia baca-membaca ini.

Mungkin ini termasuknya lucky sih ya, kebetulan aku punya orangtua yang enggak pernah melarang anak-anaknya buat baca komik, asal tahu waktu aja. Kalau waktunya belajar ya jangan baca komik (padahal anaknya suka pura-pura belajar padahal baca komik ehe). Kebanyakan temanku yang suka baca komik juga, dulu harus ngumpet-ngumpet dari orangtuanya kalau mau baca komik.

Sedih sih, karena ya kenapa gitu lho harus dilarang kalau memang dengan komik bisa menaikkan minat baca.

Nah, aku sebagai anak yang udah suka baca komik dari kecil, jadi genre komik yang udah aku baca juga beragam dan berubah-ubah seiring bertambahnya usia. Berbagai judul, dari yang cuma one shot sampai yang berseri sampai yang jumlah volume yang enggak habis-habis *uhuk Conan uhuk* banyak yang berdatangan silih-berganti.

Kayak waktu SD misalnya, karena kenal komik dari Doraemon Petualangan, bacaanku jadinya enggak jauh-jauh dari genre itu. Btw don’t judge me tapi aku lebih suka baca Doraemon versi Petualangan daripada seri biasa karena ceritanya jauh lebih komplek dan seru. Selain Doraemon, komik-komik yang menemani masa kecilku mungkin kayak Paman Gober, Monika, majalah komik Donal Bebek juga. Kebanyakan sukanya yang bertema petualangan sih. Dan sekitar kelas 5-6 SD gitu baru kenalan sama Tintin, Detektif Conan, Dragon Ball, Kungfu Boy, Pedang Tujuh Bintang sama Sailor Moon yang sebelumnya cuma tahu lewat animenya aja.

Walaupun baru kusadari setelah dewasa, kalau Sailor Moon itu bukan bacaan anak-anak yaa hehehe.


Di SMP, genre komik yang aku baca berubah total. Masih suka baca Conan juga tapi di masa ini aku kecanduan sama Shojo Manga atau kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia mungkin jadinya Serial Cantik. Namanya juga masa-masa baru puber yaa, maunya baca cerita yang cinta-cintaan, yang ceritanya manis-manis, yang karakter cowoknya luar biasa gantengnya hahaha. Judul-judul Shojo yang berkesan buatku diantaranya Magic Girls, Imadoki!, Fushigi Yuugi (yang lagi-lagi sebenarnya ini komik dewasa), Cardcaptor Sakura, Gals… oh, dan jangan lupakan komik-komiknya Yu Asagiri kayak Sun Flower, Kakakku Sayang, Album Kenangan. Duh kangen banget bacanya lho!

Beda sama masa SMP yang sukanya baca komik Shojo, di SMA aku malah jadi penggemar komik Shonen dan bahkan sampai sekarang! Nah, kalau Shojo Manga itu bacaan yang biasanya disukai cewek, Shonen Manga ini bacaannya anak-anak cowok.

Komik Shonen yang aku baca kebanyakan temanya sport, tapi perkenalan sama komik Shonen kayaknya dimulai dari Dragon Balls koleksinya adikku deh. Dari koleksi punya adikku, aku juga baca Captain Tsubasa yang arc World Youth-nya tidak terlupakan saking traumatisnya hahaha. Dari sini merambah ke Slam Dunk dan Shoot yang kenalannya berkat koleksi taman bacaan langganan dekat SMA-ku dulu. Slam Dunk sampai sekarang masih jadi salah satu komik terbaik yang pernah aku baca sih.

Lanjut ke jaman kuliah, di mana aku jaraaaang banget baca komik. Lebih sering baca novel dan ngidol hahaha. Masa-masa ini kayaknya aku banyakan baca judul-judul one shot Shojo sih, rada-rada blank ingatannya juga ingatannya huhu. Lagian jaman-jaman ini tuh harga komik mulai naik terus-terusan.

Baru mulai suka komik lagi malah setelah kerja, kebetulan juga baru di sini kenalan sama yang namanya manga scanlation hahaha. Jadilah hampir setiap saat banget baca komik, bahkan kalau lagi enggak ada ide ngerjain apa bisa curi-curi baca komik lewat hape hahaha. Berkat manga scanlation ini sih, aku jadi banyak nemu judul-judul bagus dan eksplor genre juga. Judul-judul bagus yang aku kenal dari fase ini kira-kira ada Ao Haru Ride, Kimi Ni Todoke, Tsubasa Reservoir Chronicles, Ayashi No Ceres, Death Note, Mars (yang dulu diadaptasi jadi serial Taiwan yang main Vic Zhou sama Barbie Hsu), Hana Yori Dango juga dan masih banyak lah enggak inget juga apa aja. Dan sampai sekarang komiklah yang menjadi sumber kewarasanku hahaha.

Sebagian dari koleksi komik aku yang ada di kostan. Komik-komik masa kecil adanya di rumah orangtua di Bogor.

Ajaibnya, kalau waktu remaja aku malah kenalnya sama komik-komik yang cukup dewasa, di sini malah jadi suka sama komik anak-anak macam Hai Miiko, Yotsuba&! sampai Peanuts, yang ceritanya sungguh sangat ringan tapi selalu berhasil melipur lara dan enggak pernah bikin bosan walaupun dibaca berulang-ulang.

Dan ini bikin aku sadar sih... Walaupun aku senang banget orangtuaku enggak melarang aku dan adikku baca komik, tapi agak disayangkan juga karena mereka enggak terlalu paham komik dan mungkin menganggap kalau komik itu cuma bacaan untuk anak-anak, jadi mereka enggak pernah mengawasi rating dari komik yang kami baca. Kalau soal novel sih, Bapak sama Ibu suka memastikan lagi novel yang aku baca memang buat remaja. Seandainya mereka lihat di komik-komik kami itu cukup banyak adegan yang kurang pantas dibaca anak-anak… serem juga sih, pasti jadi dibatasin banget bacanya hahaha.

koleksi komik lokal aku, featuring Rajit dan Dru dari H2O Reborn.

Satu fase dari hobi baca komik yang patut dirayakan adalah perkenalanku dengan komik-komik lokal. Belum banyak juga komik Indonesia yang aku baca tapi sejauh yang udah aku baca, belum pernah kecewa lho! Perkenalanku sama komik Indonesia diawali dengan komik-komiknya Sweta Kartika kayak Grey & Jingga, Wanara, dan my all time favorite: H2O Reborn. Dan sekarang ini aku lagi berusaha mengenal komik-komik jagoan Indonesia dan udah punya dua favorit yaitu Si Buta Dari Goa Hantu dan Godam Putih Hitam. Yang aku baca ini versi barunya sih, aku belum pernah baca versi buatan pencipta aslinya. Aku juga lagi baca Sri Asih dan Code Helix di Webtoon.

Sedih dan malu juga sih, kenapa aku baru kenal komik-komik Indonesia beberapa tahun belakangan ini? Padahalkomik lokal kita enggak kalah bagus lho, baik dari segi gambar maupun dari segi cerita kalau dibandingin sama komik-komik luar.

* *

Nah, setelah cerita panjang lebar, sekarang aku mau sharing lima komik yang sangat sangat sangat berkesan buatku seumur hidup. Aku urutin dari yang paling lama aku kenal sampai yang paling belakangan kenalannya. Monggo disimak...


1. Imadoki! by Watase Yuu

Jaman aku SMP dulu, ini komik populer banget. Cukup singkat, cuma ada 5 volume komiknya, tapi berkesan banget bahkan sampai sekarang! Bercerita tentang Yamazaki Tanpopo, anak desa yang dapat beasiswa di SMA elit di Tokyo. Tentu saja enggak mudah buat anak desa kayak Tanpopo berbaur dengan teman-teman barunya yang dari kalangan orang kaya, bahkan dia sempat jadi korban bully. Yah, tipikal agak-agak kayak Hana Yori Dango gitu deh.

Dibanding kisah cintanya, menurutku komik ini lebih kental tema persahabatannya. Tanpopo yang awalnya jadi korban bully malah jadi punya sahabat-sahabat terbaik yang sayang sama dia. Dan itu yang bikin komik ini jadi sangat berkesan buatku. Waktu SMP dulu, kebetulan punya geng berempat dan semuanya suka baca komik. Aku lupa siapa duluan yang ngenalin Imadoki! di antara kita berempat, tapi kita semuanya suka banget dan masing-masing punya koleksi lengkap. Sayang banget punyaku dulu pernah dipinjam teman dan nyisa satu volume aja, sedih banget.


2. Slam Dunk by Takehiko Inoue

Sebenarnya aku kenal Slam Dunk dari animenya dulu, pernah ditayangin tiap sore di tivi. Tapi karena sering kelewat soalnya bentrok sama jam bimbel, akhirnya aku ngejar lewat komiknya. Ceritanya tentang Sakuragi Hanamichi si anak berandalan yang terjun bebas ke dunia basket gara-gara naksir cewek yang suka banget sama basket, Akagi Haruko. Padahal yah Haruko naksirnya sama Rukawa Kaede, si jagoan basket yang enggak tahu apa-apa tapi dimusuhin terus sama Hanamichi.

Pasti banyak lah yang udah tahu tentang komik ini. Mau sebanyak apapun komik sport yang aku baca, Slam Dunk tuh masih yang paling berkesan sih. Dan ada cerita lucu juga di balik ini, dulu aku punya crush anak basket dan code name dia di diari aku adalah Rukawa hahaha sumpah geli banget, padahal orangnya mirip Rukawa sedikitpun enggak! Aku enggak punya koleksi Slam Dunk sama sekali karena dulu bacanya nyewa dari taman bacaan.


3. Yotsuba&! by Kiyohiko Azuma

Aku pertama kali baca Yotsuba itu pas awal-awal kuliah, pinjem dari kakak kelas. Dulu cuma baca sedikit tapi kemudian dipertemukan lagi sama si bocah gemesin berkuncir empat ini pas udah kerja. Ceritanya sangat sederhana, tentang keseharian Koiwai Yotsuba dan ayahnya, Koiwai Yousuke. Hal-hal simple kayak Yotsuba bangunin ayahnya, belanja buat keperluan rumah, masak-masak, main ke rumah tetangga sampai Yotsuba gangguin ayahnya kerja, tapi semuanya menggemaskan!

Yotsuba&! ini sejenis kayak kalau kita baca Doraemon yang versi seri, Crayon Shinchan, Hai Miiko, Kobo-chan atau Kariage-kun. Cuma cerita sehari-hari, bukan yang ceritanya komplek. Dibanding Doraemon dkk mungkin Yotsuba enggak begitu populer, tapi entah kenapa aku justru paling nyangkut sama ceritanya. Keseharian Yotsuba dan ayahnya itu menggemaskan banget kalau dibaca, apalagi kalau lagi down dan butuh bacaan ringan yang menyenangkan, mood booster banget buat aku.


4. H2O Reborn by Sweta Kartika

Ceritanya bersetting di Jakarta masa depan, yang namanya sudah berubah menjadi Jayakarta. Di mana robot mulai menggantikan sebagian besar peran manusia dalam berbagai pekerjaan. Ada robot dengan teknologi baru bernama Hans yang bisa dengan cepat mempelajari dan memahami perasaan manusia, ditugaskan untuk menemani Sita, anak dari Prof. Rama yang mengalami kebutaan sejak kecil. Kerennya lagi, nama-nama yang digunakan di sini berasal dari nama-nama karakter pewayangan Ramayana.

Komik yang bikin aku tertarik banget buat menjelajah komik-komik buatan artist Indonesia lainnya. Siapapun, please kalian harus baca komik ini. Bagusnya enggak pakai kira-kira! Ceritanya kuat dan bikin penasaran terus, enggak bisa berhenti bolak-balik.


5. Haikyuu!! by Furudate Haruichi

Another mention of sport manga di sini! Kali ini temanya bola voli, bercerita tentang si kecil Hinata yang terinspirasi bermain voli karena melihat pemain voli SMA yang juga bertubuh kecil sepertinya. Dia kemudian bertemu dengan Kageyama yang semasa SMP dijuluki King of the Court. Sifat mereka sama-sama enggak mau kalah satu sama lain, di manapun kapanpun ribuuut terus... tapi toss Kageyama dan lompatan tingginya Hinata justru yang paling klop untuk meningkatkan kekuatan voli tim SMA mereka.

Kalau ada yang follow twitterku, pasti bosan banget lihat aku bahas Haikyuu terus ya? Hehehe. Aku belum lama kenalan sama Haikyuu!! sebenarnya, baru setahun belakangan tapi sumpaaah dari cerita sampai karakter-karakternya (like semua karakter, bukan cuma Hinata dan Kageyama) punya ilmu pelet luar biasa hahaha. Udah lama juga enggak se-attached ini sama komik sebelum ketemu Haikyuu!! jadi yaa... begitulah.

Okay, udah ada lima judul yang kusebut tapi aku mau sebut lima judul lagi sebagai honorable mention, yaitu: Fushigi Yuugi by Watase Yuu, Shoot by Oshima Tsukasa, Mars by Fuyumi Soryo, Tsubasa Reservoir Chronicle by CLAMP, Godam Putih Hitam by Tanfidz T dan Erfan Fajar. Pengin dijabarin satu-satu juga tapi nanti jadinya kepanjangan, tapi kalau cuma dibatasin lima yaa enggak adil buat yang lainnya hahaha apaan sih :D

Banyak orangtua yang enggak kasih ijin anaknya baca komik karena takut mengganggu pelajaran dan bawa pengaruh buruk. Tapi walaupun nilaiku jaman sekolah dulu juga biasa-biasa aja, aku enggak merasa itu pengaruh dari komik kok (mungkin yaa gue aja yang kurang pinter kan), teman-teman sekolah dulu yang pintar pun banyak juga yang suka baca komik. Jadi enggak masuk akal aja alasan komik bikin bodoh, menurutku. Justru yaa karena baca komik bikin aku jadi suka gambar juga dari kecil, sampai akhirnya aku kuliah desain dan sekarang cari uang yaa dari menggambar walaupun bukan bikin komik yaa hehe enggak bisa kalau gambar komik mah.

Kalau suatu hari nanti punya anak, apakah aku akan mengenalkan komik ke anak-anakku? Jawabannya tentu saja iya. Tapi ya karena aku sendiri paham kalau komik itu bukan cuma bacaan anak-anak, jadi yaa aku bisa pilah-pilah mana yang boleh anak-anakku baca nantinya. Percayalah, komik itu enggak bikin buruk kok, asal bacanya sesuai dengan umurnya aja.

Yah, jadinya panjang banget postingan ini hahaha. Enggak apa-apa lah yaa, udah lama juga absen nulis. Sekali lagi, selamat hari buku sedunia buat teman-teman yang suka baca buku! Apapun yang kamu baca, enggak lebih hebat atau kurang hebat daripada bacaan orang lain kok, sama kerennya! :D

Bye bye! Sampai ketemu di postingan berikutnya!


4 comments

  1. Ortuku termasuk yang strict banget ngelarang aku baca komik kak waktu masih sekolah dulu hahahah, jadinya ya bacanya sembunyi-sembunyi wkwk soalnya kalo ketauan bakal dimarahin. Dan bener banget baca komik gak bikin bodoh, gak bikin lupa belajar. Mari menjadi generasi penerus yang lebih baik😂
    Aku dulu kenal komik dari tetanggaku yang random punya majalah donal bebek, terus pas SMP aku baca cerita cantik lupa judulnya pokoknya tentang dua cewek kembar yang masing-masing punya pacar, baca conan juga, terus GON HAHAHHAHA, baca komik horor juga yang sampe bikin gabisa tidur, terus SMA sama kuliah bacanya lebih ke novel pinjem temen wkwk. Pas kerja ini deh baru koleksi semua komik hai miiko hehehehhehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung anak masing2 sama gimana ortu nerapinnya sih ya sebenernya. Betul Endah, mari kita jadi generasi yang lebih baik 💪

      Dua cewek kembar yang masing-masing punya pacar >> ini Magic Girls judulnyaaa yang anak kembarnya bisa telepati kaaan 😆 ahahaha Endah nyebut Gon jadi inget obrolan kita soal Gon 😌

      Delete
  2. Ahahahaha bener banget tuh, orangtua gue juga termasuk yang gitu dulu. Padahal dulu gue gila komik. Tapi nggak lanjut gara2 pas mau UN semua komik "dibuang bokap" yang pas kuliah gue baru tahu kalau semuanya dimasukin ke koper gede.


    Dan setujuuu H2O bagus bangeeet. Sekarang juga sama lagi pengin nyoba ngikutin komik Indonesia gitu. Hehehe. Sri Asih dan Code Helix juga baca. Tapi belum nyoba beli komik jagoan karena... mahal. :p

    Kalo si buta dari gua hantu sama godam mending manaa? Godam cuma baca lewat twitter aja gue. Hehehe.

    Anyway, salam kenal yaa. Baru pertama kali deh main ke sini! \(w)/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaaah terus gimana pas abis ketahuan disimpen di koper wkwkwk

      Bener emang kudu nabung dulu kalo mau beli komik-komik lokal tapi emang ukuran+jenis kertas yang dipake beda sama komik-komik terjemahan sih..

      Godam tuh baru satu buku (buku kedua baru terbit hari ini di google play btw) sementara Si Buta udah ada 4 atau 5 buku gitu, ceritanya udah lebih komplek tentunya. Dan komiknya Si Buta itu berwarna, jadi layak banget dikoleksi.. Sama kok, Godam yang udah terbit sama kayak yang di twitter cuma ditambah bonus chapter lagi hehe

      Salam kenal jugaaa makasih udah mampir dan komen 😆

      Delete