Top 5 Thursday: Game Of Thrones Episodes That Broke My Heart

Thursday, March 7, 2019


Berhubung dua hari belakangan ini diserang habis-habisan sama konten Game Of Thrones—mulai dari edisi spesial majalah Entertainment Weekly dilanjut official trailer season 8 alias finale season—yang tentu aja bikin mabok yaa huhuhu, jadi aku memutuskan untuk menulis sesuatu tentang the most epic TV series ini. Sekalian kan menyambut finale season yang bakal mulai tayang tanggal 14 April nanti. Cant hardly wait! 

Terus kenapa kok yang dibahas malah episode yang bikin patah hati? Ya karena aku tahu aku bakal banyak patah hati di season 8 nanti, jadi tulisan ini semacam latihan mental menghadapi episode-episode penuh broken heart yang akan segera dimulai bulan depan hahaha. Kebetulan aku juga lagi marathon rewatch dari season satu nih, jadi sekalian deh bahas yang udah lewat hahaha. 

Semua penonton Game Of Thrones mungkin punya kesamaan ya, patah hati pertama kita adalah saat Ned Stark dieksekusi di depan masyarakat Westeros dan dilihat oleh kedua putrinya. Bohong deh kalau enggak patah hati pas episode ini, di mana orang yang kita pikir adalah pemeran utama, yang akan mengubah segalanya, malah mati duluan begitu aja dan tanpa ada perlawanan. Reaksiku pas nonton episode ini bengong sampai credit title berjalan kayak baru disadarin “kok gini sih?” hahaha. Dari sini lah kita semua disadarkan kalau Game Of Thrones ini bukan serial kolosal biasa. 

Warning buat yang sama sekali belum pernah nonton serial Game Of Thrones tapi berniat mulai nonton, atau yang lagi nonton tapi masih di season-season awal, ini bakalan jadi major spoiler lho yaa. Jadi kalau memang enggak mau kena spoiler, yes you’ve been warned hahaha. 

By the way aku enggak ngurutin dari least broken heart to most broken heart karena semuanya bikin patah hati hahaha, jadi aku urutin berdasarkan season dan episode-nya saja. So, this is the top 5 Game Of Thrones episodes that broke my heart:

Season 3 Episode 5 – Kissed By Fire 
Okay maafkan aku kalau patah hati keduaku di Game Of Thrones mungkin enggak ada artinya buat sebagian besar fans lain hahaha tapi percakapan terakhir Arya dan Gendry (aku agak lupa tapi kayaknya sebelum Gendry dibawa Melisandre dia enggak ada obrolan lagi sama Arya) bikin aku patah hati cukup berat hahaha. They’re my number one ship you know, and yet they’re not canon until now hahaha. 

Percakapan terakhir mereka tentang Gendry yang enggak pernah tahu gimana rasanya punya keluarga, terus Arya menawarkan kalau dia bisa jadi keluarganya tapi malah dijawab Gendry dengan “You wouldn’t be my family. You would be my lady.” itu benar-benar menyayat hati seorang shipper tahu enggak. Ditambah ekspresi mereka berdua pada saat itu. Setelah semua perjalanan yang bikin mereka dekat dan saling melindungi satu sama lain, Arya dan Gendry akhirnya berpisah jalan karena Gendry memutuskan untuk bergabung dengan Brotherhood Without Banners sementara Arya akan menyusul Robb di Riverlands. 

Disambung ke episode berikutnya, di mana Brotherhood mengkhianati Gendry dan malah menjual my poor boy ini ke Stannis Baratheon untuk dikorbankan. Ekspresi Arya yang hopeless dan enggak bisa apa-apa waktu Gendry dibawa pergi itu… haaaah. 

Aku enggak pernah ngeship pasangan manapun di Game Of Thrones sekuat aku ngeship Arya dengan Gendry, karena apa yah, mereka tuh kayak yang meant to be with each other aja gitu. And I really hope they will reunite in finale season, karena buat apa mereka sama-sama ada di Winterfell kalau enggak saling ketemu lagi :(


Season 3 Episode 5 – Kissed by Fire (Again)
Masih di episode yang sama dengan Arya and Gendry’s farewell, geser sedikit kita dihadapkan sama karakter yang sebelumnya sama sekali enggak aku suka, bahkan cenderung benci. The one and the only Jaime Lannister. Semua pasti setuju kalau turning point seorang Jaime Lannister adalah setelah dia kehilangan tangan kanannya. Dari sinilah seorang Kingslayer secara bertahap menjadi semakin baik dan semakin baik. 

Di episode ini, Jaime setengah meracau mengaku ke Brienne Of Tarthtentang apa yang sebenarnya terjadi saat dia membunuh Mad King dulu. Gimana enggak nyamannya dia dengan sebutan Kingslayer, oathbreaker atau a man without honor karena membunuh King Aerys dari belakang sementara dia posisinya adalah Kingsguaard alias bodyguard khusus untuk Sang Raja. 

Jaime bilang ke Brienne kalau saat pasukan Tywin Lannister masuk ke King’s Landing, dia udah mencoba menyuruh Mad King untuk menyerah dengan damai, tapi apa terjadi? Mad King malah menyuruh Jaime membawa kepala ayahnya ke hadapan Mad King sebelum akhirnya dia semakin menggila dengan kalimatnya yang terkenal itu “burned them all”. Dan setelah dia membunuh Mad King dan menyudahi semua kegilaannya, dia malah dituding dengan berbagai julukan tadi. 

Dan sebelum dia pingsan, dia bilang ke Brienne gini “Jaime. My name is Jaime.” seolah minta tolong dimengerti kalau dia punya nama, dan namanya bukan The Kingslayer. 


Season 3 Episode 9 – The Rain Of Castamere 
Ya oke kalau yang ini mungkin adalah patah hatinya hampir semua fans Game Of Thrones ya kayaknya? Kejadian di akhir episode 9 yang dikenal dengan sebutan Red Wedding, di mana The Freys dan The Boltons membantai The Starks yang saat itu hadir di pernikahannya Edmure Tully dengan salah satu anaknya Walder Frey (maafin lupa namanya hahaha). 

Aku enggak tahu kalau yang lain, tapi aku sendiri sangat enggak kepikiran tragedi ini bakal terjadi. Sebenarnya sempat kepikiran kalau Walder Frey dan Roose Bolton ini mencurigakan dan bakal mengkhianati Robb tapi aku enggak kepikiran kalau Robb, Catelyn dan Talisa beserta pengikutnya bakal habis dibantai saat itu juga. 

Perasaan mulai enggak enak pas Catelyn nengok-nengok ke atas pas musik Rain Of Castamere berkumandang. Shock pertama adalah pas tiba-tiba Talisa ditusuk bagian perutnya padahal dia lagi hamil! Terus tiba-tiba Robb dan Catelyn kena panah dan seterusnya, enggak sanggup ah bahasnya hahaha. Aku nangis banget pas nonton episode ini terutama karena Robb adalah salah satu karakter kesukaanku dan aku punya harapan besar sama dia. Ditambah saat kejadian berlangsung, Arya udah ada di luar kastil dengan harapan bisa berkumpul lagi dengan ibu dan abangnya tapi oh tapi… 

And the worst part adalah saat di mana Arya—yang waktu itu ditarik paksa sama Sandor Clegane menjauh dari The Twins—mulai sadar dan lihat mayat Robb yang kepalanya sudah diganti kepala Grey Wind, direwolf-nya Robb, lagi diarak sama pasukannya entah Bolton entah Frey. Biggest broken heart ever pokoknya ini episode. Dan baru sadar season 3 ini adalah season penuh patah hati.


Season 4 Episode 6 – The Laws Of Gods And Men 
Tyrion Lannister adalah karakter favorit keduaku di Game Of Thrones setelah Arya Stark. He’s so smart and so witty, omongannya dia apa adanya banget dan enggak jarang nyelepet lawan bicaranya. Dan di episode ini, di mana Tyrion disidang atas tuduhan membunuh King Joffrey, keponakannya sendiri, adalah part di mana aku jadi bener-bener suka sama Tyrion. 

Mungkin ini seharusnya enggak termasuk patah hati yaa karena sesungguhnya speech-nya Tyrion di sini bener-bener keren, epic banget. Tapi aku ikut merasa emosional selama persidangannya Tyrion ini. Part paling emosional adalah pas Tyrion bilang “I’ve been on trial for that (being a dwarf) my entire life”. Tyrion akhirnya mengeluarkan semua emosinya di sini, semua kepahitan dan semua kebencian dari dalam hatinya semua akhirnya termuntahkan di depan semua orang. Dan kita tahu betapa Tyrion ini enggak dicintai sama orang-orang yang dia cintai. 

Ayahnya, Tywin Lannister menganggap dia bastard karena dia terlahir sebagai kurcaci, terus Cersei, kakaknya menganggap kelahiran Tyrion membunuh ibu mereka, cuma Jaime yang benar-benar sayang sama Tyrion. Bahkan di episode ini Tyrion juga dikhianati sama perempuan yang paling dia cintai. 

Tapi beneran deh, walaupun hati kayak diremet-remet ikut merasakan semua kepahitan Tyrion, kata-katanya di persidangan ini beneran bagus banget, bikin merinding. Terutama pas dia bilang I wish I was the monster you think I am. Dan melegakan rasanya pas dia akhirnya ninggalin King’s Landing dan bergabung sama Daenerys di Meereen. 


Season 6 Episode 5 – The Door 
Selain kematian Robb dan Catelyn Stark, kematian yang bikin aku patah hati dan nangis kayak orang bego adalah kematiannya Hodor di season 6. Hodor mungkin bukan termasuk karakter inti, dia mungkin cuma karakter minor sepanjang serial ini. Tapi bukan berarti Hodor enggak punya peran penting. Bayangin kalau dia enggak ada, siapa yang gendong Bran sepanjang petualangannya dari Winterfell terus beyond the wall? Siapa yang bakal dirasukin Bran untuk melindungi mereka semua kalau enggak ada Hodor? 

Episode ini mungkin salah satu episode yang bikin tegang yaa, karena melibatkan White Walkers. Semua yang melibatkan White Walkers menurutku bikin tegang hahaha secupu itu memang. Ketika pasukan White Walkers akhirnya bisa menembus masuk ke goa di bawah Heart tree, Hodor sekali lagi harus melindungi Bran. Kali ini supaya Bran dan Meera bisa lepas dari kejaran para wight, Hodor pun menahan pintu goa dengan badan besarnya dan di sinilah aku banjir air mata karena lihat Hodor yang perlahan-lahan digerogotin para wight. 

Kematian Hodor di episode ini bikin para penonton sadar kalau Hodor sepenting itu, iya enggak sih? hahaha. Ditambah hubungan “hold the door” ini dengan masa lalu Hodor yang aslinya bernama Wylis dan dulunya dia bisa ngomong dengan normal enggak cuma hodor hodor aja. Sedih banget sumpah pas Hodor meninggal.


Banyak banget kejadian dan kematian di Game Of Thrones yang bikin patah hati sebenarnya. Tahu sendiri kan serial ini kayak apaan brengseknya hahaha. Kayak kematiannya Princess Shireen dan Princess Myrcella juga bikin nyess hati banget. Oh ya, kematian Ygritte juga. Atau momen saat Cersei meledakkan Great Sept di season 6 dan terakhir kematian salah satu naganya Daenerys, Viserion di season 7 itu juga sempat bikin jantung kayak berhenti. Walaupun yah ada juga kematian yang bikin puas kayak kematiannya Joffrey dan Littlefinger hahaha.

Dan dengan menulis kejadian-kejadian di atas kan berarti aku harus nonton ulang lagi adegan-adegan itu. Patah hati lagi deh hahaha.

Gimana nih menghadapi great war melawan army of the dead di season 8 nanti? Siap enggak? Bakal banyak banget kematian yang enggak cuma bikin patah hati lagi, tapi bakal menghancurkan hati kita hahaha. Apa lagi dari official trailer yang keluar dua malam lalu, aku dibikin takut dan super deg-degan! Tahu kenapa? Karena trailer season 8 dimulai dengan close up wajah Arya yang lagi kayak kehabisan nafas sebelum akhirnya dia lari dan kelihatannya ketakutan. Aku yang selama ini selalu berpikir kalau Arya bakal baik-baik aja sampai akhir jadi ketakutan juga doong. Seorang Arya yang bisa balesin dendam keluarganya dengan wajah datar bisa ketakutan gitu, apa yang ngejar dia kan?

Ditambah season delapan ini adalah finale season dari Game Of Thrones, the most epic series yang sudah menemani kita dari tahun 2011. Siap enggak sih, ditinggal Game Of Thrones? :((

2 comments

  1. Aku sih siap-siap aja ditinggal Game of Thrones wkwkwkwk daripada gak tamat-tamat terus ceritanya jadi degradatif nggak jelas... Lagian biar sekalian Mbah Martin ngerjain bukunya (walau nggak menjamin dia berhenti procrastinating juga sih)
    :"))))))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya procrastinating itu udah jadi hobinya si Mbah sih, susah :)))

      Delete