Cantik Itu Yang Kayak Gimana Sih?

Tuesday, July 13, 2021

picture credit to @gemmachuatran from unsplash | edited by me

Ya ampun si Eya anaknya gampang ke-trigger emang, habis baca (dan ikut komentar) soal kerusuhan yang terjadi di akhir minggu kemarin, langsung semangat pengin numpahin ke blog wkwkwk. Tapi yaa memang triggering banget sih bahasannya, aku jadi merasa pengin banget kasih satu dua pendapat kayaknya hhhhh...

Sebelumnya aku mau ngasih tahu dulu. Aku nulis ini murni karena merasa perlu berpendapat, tanpa niat menjelekkan dan sebisa mungkin berusaha buat enggak mendiskreditkan pendapat orang lain. Semoga enggak ada yang tersinggung dengan adanya tulisan ini yaa...

Jadi, kemarin tuh, ada seorang influencer yang di bio Instagramnya menyebut dirinya sendiri sebagai Menteri Kecantikan, yang berkomentar enggak enak soal sesama perempuan. Kayak gimana tuh komentarnya?

Intinya dia enggak setuju dengan Victoria's Secret yang re-branding dengan mengangkat inklusivitas dalam produknya. Dengan cara mengganti para angel (sebutan untuk model-model VS) dengan perempuan-perempuan berlatar belakang macam-macam yang juga punya bentuk tubuh berbeda-beda. Menurut dia, model-model barunya VS ini enggak pantas kalau sepanggung sama VS angels 😑

Selain tentang VS, ternyata dia juga enggak suka dengan re-boot terbaru serial Gossip Girl di mana para karakter utamanya sangat berbeda dengan peran pertama di serial Gossip Girl versi lama. Katanya kok jaman sekarang semuanya malah makin buriq.

kedua foto yang diributin : kiri model barunya VS, kanan karakter baru re-boot Gossip Girl | pic credit to VS's Instagram and Popsugar

Mari kita menghela nafas dulu hahahhaa...

2021 cuy! Masih aja ada yang enggak bisa terima every woman is beautiful, and dare to speak out loud about that hadeeeh... Bener kayaknya, women support women cuma berlaku buat yang satu circle wkwk.

Aku paham sih, point si mbaknya. Kadang kalau ada sesuatu yang kita suka terus mengalami perubahan, pasti ada sedikit rasa enggak rela. Kayak misalnya aku dulu suka Batman waktu diperanin sama Christian Bale, terus pas pemeran Batman ganti jadi Ben Affleck (dan beda cerita juga), aku enggak ngikutin lagi karena menurutku kayak kurang cocok aja gitu. Tapi hal itu enggak bikin aku boleh ngatain Ben Affleck dong?

Jadi masalah si mbaknya ini adalah dia enggak pakai respect dan empati saat berkomentar. Kalimat 'enggak pantes sepanggung' sama nyebut orang lain 'buriq' itu beneran enggak ada enak-enaknya didengar lho. That's what you call ugly, the real ugly!

Terutama di jaman sekarang. Di mana standar kecantikan ala model-model kurus, langsing, putih itu udah ketinggalan jaman. Di jaman di mana orang-orang mulai embracing body positivity, kok yaa ini ada orang yang menyematkan 'menteri kecantikan' di bio Instagramnya malah komen yang jatuhin rasa percaya diri sesama perempuan?

Bayangin coba berapa banyak orang yang percaya dirinya terjun bebas habis baca komentar dia? Dia enggak mikir kan?

Ada orang udah pede-pede aja sama badannya, sama model rambutnya, sama baju yang dia pakai. Eeeh terus ada orang enggak berempati yang seenaknya komentar. Terjun bebas doong itu rasa percaya diri? 😭

Enggak semua orang terlahir langsing dan putih. Dan enggak semua orang punya privilege buat ngejar standar kecantikan masyarakat yang selama ini ada.  Mbaknya bisa dengan enteng bilang dia enggak puas sama body-nya, tinggal operasi plastik. Tapi kayaknya dia lupa, enggak semua orang punya duit untuk operasi plastik.

Sebagai orang yang sangat jauh dari standar kecantikan yang udah bertahun-tahun ada, aku seneng banget jaman sekarang udah banyak campaign tentang body positivity, bahkan brand-brand terkenal mulai pakai model-model yang beragam bentuk badannya dan juga beragam ras.

Aku juga termasuk orang yang seneng banget waktu Tara Basro upload foto buat campaign body positivity-nya, di mana dia nunjukin perutnya yang berlipat. Kayak, wow ternyata ada juga bagian dari gue yang mirip sama Mbak Tara, perut kami sama-sama berlipat hahaha!

Coba, dulu tiap lihat show Victoria's Secret memang kita pasti terkagum-kagum kan sama para angelnya? Tapi kebayang enggak sih, yang bakal beli produknya VS yaa pasti sebagian besar cuma orang-orang yang punya body mendekati para angel kan?

Dengan VS sekarang pakai model-model yang punya beragam bentuk tubuh, aku yakin marketnya pun jadi meluas. Orang-orang yang enggak langsing atau tinggi semampai jadi ikut merasa terwakilkan.

"Oh model ini pahanya besar kayak aku, tapi dia bisa cantik pakai VS, aku mau beli VS ah biar bisa kayak dia." seneng enggak sih yang punya produk kalau denger ada komentar kayak begini?

Terus tadi enggak sengaja lihat story-nya Dinda Puspitasari yang ngomongin soal Monomolly, salah satu local brand yang bekerjasama sama dia, and I'm just so happy seeing their products!

pic credit to monomolly.id

Model baju yang di foto itu, biasanya kebanyakan brand cuma ngeluarin satu ukuran kan, disebut all size tapi cuma bisa dipakai sama yang badannya langsing. Atau ada juga yang ukurannya cukup besar tapi karena dimodelin sama yang langsing, enggak banyak cewek yang badannya sedikit lebih besar bakal beli karena khawatir enggak cocok.

Nah, dengan dipakai sama berbagai model yang bentuk tubuhnya berbeda-beda, calon pembeli juga bisa lebih yakin dia akan cocok apa enggak kan sama baju yang mau dibeli.

Jujur yaa aku suka banget baju-baju model begitu, tapi selama ini selalu enggak pede karena lengan dan dadaku kayaknya enggak akan terlihat bagus kalau pakai baju model begitu. Tapi gara-gara lihat foto ini, aku kayaknya jadi mikir lagi untuk nyobain baju model begini. Kalau dikira-kira, badanku kayaknya mirip sama cewek kedua dari kiri, dan dia terlihat bagus-bagus aja kan pakai baju model begitu?

That's why yang namanya fashion inclusivity itu penting. Embracing body positivity itu penting. Dan enggak, body positivity enggak sama dengan menormalisasi obesitas.

Balik lagi, enggak semua orang terlahir kurus dan enggak semua orang punya mukjizat makan sebanyak apapun badannya tetap kurus. Setiap orang punya keunikannya masing-masing, and that's what I call beautiful.

Ciyeee udah wise banget enggak nih kedengerannya? Wkwkwkwk...

Sebenernya kita mau berpendapat atau punya standar cantik buat kita sendiri yaa boleh dan sah-sah aja, asal hal itu enggak dipakai buat jelekin orang lain sih, menurut aku. Gitu yaaa Mbak Menteri Kecantikan zzzzz...

Btw aku dari tadi cuap-cuap, jadi pengin tahu... Kalau menurut temen-temen, cantik itu yang kayak gimana sih? Setuju enggak dengan adanya kalimat semua orang bisa cantik?

Udah ah, segitu aja cuap-cuap hari ini hahaha...

eya.

31 comments

  1. Yaampun Eyaaa hahahaha abis ini boleh kali bahas soal buku digital vs fisik yang kemarin 🙈😂

    Tau nggak sih, kemarin pas lagi antre di RS untuk vaksin Krystal, berita ini heboh banget. Penasaran akutu akhirnya cari IG si Menteri Kecantikan ini dan baca story-nya...kemudian ku agak menyesal karena aku juga ke-triggered 🤣

    Yang nggak kuterima dia ngatain cewek lain itu buriq, atas dasar apa sih dia ngomong gitu 😭 tapi ada yang bilang juga, mungkin si Menteri Kecantikan ini lahir do mana dia diperkenalkan beauty standard yang seperti itu (kurus, putih, dll). Jadi begitu dunia punya standard baru, dia nggak terima, karena merasa ehm... rugi dong gue udah oplas 🙈

    Harusnya kita sesama perempuan bisa saling rangkul, ya. Bener sih memang obesitas itu nggak sehat, olahraga dan jaga pola hidup sehat itu bagian dari self-care. Tapi jangan sampai jatuhin kepercayaan diri orang lain dong bambangggg 😔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaa nanti dobel ngomel-ngomelnya dong aku Jane 🙈

      Iya kaan kayak di Twitter yang komen sampai banyak banget orang, gila itu dia udah berhasil mentrigger berapa banyak orang coba? wkwkwk

      Nah iniii aku pertama tau ada viral ini kan dari akun Instagramnya Steffi Santa (dulu stylist-nya Gogirl) terus dia juga komen sejenis ituuu jadi si menteri merasa rugi karena udah bayar mahal ngikutin standar kecantikan eeeh sekarang standarnya udah luas wkwkwk

      Harusnya bisa saling hargai ga siih yaa misal kalau dia memang standarnya yang langsing putih gapapa sebenernya, asal jangan nuntut orang lain buat punya pemikiran yang sama kayak dia gitu kaan 😔

      Delete
  2. cantik itu gak hanya penting dari luar tetapi dari dalam juga perlu. Karena cantik aja tidak cukup jika kecantikan yang kita miliki timpang sebelah alias gak seimbang wkkwkwk yang penting asal jangan ke mall aja sambil maskeran wkwkwk 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahaha tapi kan sekarang memang diwajibin pakai masker kalau keluar rumah... Eh ini maksudnya masker yang satunya lagi yaaa 😂😂

      Delete
  3. Wah, aku ketinggalan tubir viral nih 😂. Kemarin aku sempet lihat headline berita ini di media online, tapi nggak baca isinya dan pas baca tulisan Kak Eya ini, reaksiku adalah nggak habis pikir 😖 aku sangat menyayangkan orang yang punya "status" apalagi di media sosial punya banyak pengikut, tapi attitudenya malah seperti ini 🤧 paling sedih karena dia sampai ngatain cewek lain buriq, yaampun tega banget 😭😭. Kenapa sih dengan statusnya bukannya menyebarkan positivity malah kebencian 😭.

    Anyway, aku juga senang pas lihat banyak brand udah mulai merangkul ke daerah yang lebih luas. Nggak cuma baju, sekarang brand makeup juga udah punya banyak shade dan pakai model-model yang nggak cuma "putih" tapi dari warna kulit lain juga ada dan itu hal yang bagussss banget. Nggak ada lagi teman-teman yang kesusahan cari shade makeup dan baju, kan senang dengarnya 😍

    Semua orang bisa cantik? Of course! 😍😍😍. Menurut Kak Eya gimana? 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mending kelewat Lii daripada kesel sampe ke ubun-ubun baca pas lagi viral-viralnya hahaha.. Iyakaan mana pengikutnya ada yang mengamini pendapat dia pula.. seenggaknya kalau ga bisa menyebar positivity lebih baik diem gitu kan yaa?

      Beneer niih aku pernah lihat brand make up lokal juga yang udah mulai banyak shade-nya buat beragam warna kulit, secara kan orang Indonesia beragam banget juga warna kulitnya yaa? Jadi bisa lebih mudah nyari make up yang sesuai sama warna kulit..

      Bisa doong, kalaupun ga ada orang lain yang muji, seenggaknya kita sendiri percaya kalau kita bisa cantik, iya kaan 😆

      Delete
  4. Semalam temanku ada yang bikin IG Story tentang ini juga. Dia membahas dari dua sisi, yaitu sisi si (self-acclaimed) menteri kecantikan vs sisi grup support feminisme. Menurutnya, sebenarnya keduanya sama2 memaksakan beauty standard masing2. Mungkin yang terakhir agak lebih baik, karena nggak ngata2in orang lain 'buriq'. Tapi intinya sama2 aja, berpandangan bahwa apa yang cantik menurut mereka, itulah yang sewajarnya di mata orang lain. Dan aku sedikit banyak setuju dengan pendapatnya.

    Seperti judul postingan ini sendiri, sebenarnya yang cantik itu yg kayak gimana, sih? IMO, cantik itu sifatnya benar2 relatif. Walaupun statement ini banyak jadi becandaan, tapi memang begitulah adanya. Jadi ya gapapa banget kalau ada yg merasa dirinya cantik walaupun tidak berdasarkan standar kecantikan orang lain.

    Tapi yg aku khawatirkan dengan campaign body positivity yang kebablasan, kepasrahan pada kondisi tubuh yg tidak sehat. Untuk sesuatu yg nggak berpengaruh pada kesehatan seperti warna kulit, jenis rambut, bentuk hidung, dll, lagi2 jatuhnya relatif. Tapi kalau urusannya dgn kesehatan, seperti berat badan ekstrim (terlalu gemuk/terlalu kurus), jerawat, dll biar gimanapun tidak bisa dibilang sehat. Dan kesehatan itu bisa dikuantifikasi. Ada angkanya di mana seseorang memang harus diet agar kualitas hidupnya lebih baik. Tidak masalah jika dia merasa tetap cantik dgn kondisi tersebut, tapi bukan alasan untuk jadi berpikiran "whatever, everybody's beautiful regardless her body size, I'll just eat what I want anyway".

    Meskipun begitu, bukan jadi justifikasi untuk ngata2in orang lain juga seperti yang si (self-acclaimed) menteri lakukan. Because we never know what other people have been through.

    Duh, jadi pengen ngebahas tentang topik ini di blog sendiri juga. Wkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoo Hicha bahas jugaaa (jangan-jangan udah, akunya aja belum bw lagi 😁)

      Betul aku setuju banget sama pendapat Hichaa, kita ga tau apa yang orang lain lakukan atau lewati, mungkin aja beberapa orang udah berusaha maksimal untuk mencapai bentuk badan/glowing sesuai idealnya masing-masing, tapi balik lagi tiap orang itu berbeda jadi struggle-nya juga beda tiap orang kaan 😁

      Betul, aku pun ga setuju dengan kampanye body positivity yang kebablasan, kayak menormalkan orang being ignore sama dirinya sendiri, itu juga ga bagus sih karena yang namanya love yourself itu berarti juga menjaga dan merawat diri kita sendiri kaan 😆

      Delete
  5. Well, waktu baca IGS Bu Menteri Kecantikan aku menghela nafas dalam-dalam. I adore VS Angels, suka liat Mbak Miranda berlenggak-lenggok cantik, apalagi lesung pipinya itu, makin bikin manis. Ada beberapa show juga yang jadi favorit.

    Mereka cantik, tapi apakah orang seperti aku bisa seperti mereka? Bisa jadi cantik sesuai standar VS Angel? I don't think so. Tinggi nggak seberapa, idung pesek, paha ada selulit, akupun sempat mengalami kelebihan berat badan selama kurang lebih 18 tahun. Insecure, oh jelas! Karena standar kecantikan di masyarakat kita itu kurus, tinggi, putih, rambut panjang. Aku pernah di kondisi, nggak mau ngaca karena benci banget sama diriku sendiri.

    Long story short, aku berusaha menurunkan berat badan dan pakai skincare sejak remaja. Tapi baru diusia 26 tahun, aku merasakan lebih cinta sama diriku. Lebih menerima bahwa bentuk badanku ini termasuk curvy, mau olahraga kayak gimana juga, pantat, paha, dan pinggang bakal tetep gedhe.

    Dan body positivity bukan tentang orang yang malas, kami berusaha, tapi dibalik usaha itu perlu penerimaan, menerima diri yang memang pada dasarnya diciptakan beragam. Dan sebuah kemajuan, ketika standar itu mulai didobrak oleh brand-brand ternama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pipiiit huuugggsss... yesh orang-orang yang jauh dari standar cantik masyarakat kayak kita ini butuh waktu lama buat sekedar bisa menerima diri sendiri, menerima kalau kita ga bisa ngikutin standar yang ada..

      Makanya happy banget setelah makin banyak orang punya kesadaran kalau cantik itu seharusnya ga pakai standar, semua orang bisa cantik.

      Brand-brand pertama mulai banyak yang mengusung inklusivitas, mungkin orang-orang yang udah terbiasa being exclusive dan dimanja sama brand-brand ini jadinya masih susah terima, tapi semoga orang-orang kayak si bu menteri kecantikan ini udah semakin berkurang deh yaa

      Delete
  6. Si so-called Mentri Kecantikan ini ngerti nggak sih kalau market semakin luas berarti cuan makin banyak?????????

    Oya, mau menambahkan. Suatu hari, aku baca bukunya Ayu Saraswati yg Putih : Warna Kulit, Ras dan Kecantikan di Indonesia Transnasional. Dalam bukunya dijelaskan kenapa skrg orang cantik itu mesti yg putih, kurus, dkk. Dibuku itu ((seingatku)) nggak sama sekali disinggung kl penulis setuju dgn standar kecantikan yg mesti putih, kurus, dkk cuma menyampaikan KENAPA KOK BISA GITU. Bagus sih bukunya walaupun ini buku yg modelannya kyk ilmiah2 gitu. WKWKWKW KOK JADI REKOMENDASI BUKU SIH WKWKWKKW (soalnya agak nyerempet2 juga nih bahasannya sama bukunya hehe)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukunya menarik nih Intaan, gapapa aku seneng kalau ada yang nyambungin ke buku atau tontonan yang lagi dinikmati ahaha.. Btw kemarin juga sempat ada yang bahas kalau di dunia fashion tuh mulai pakai model-model tinggi kurus karena Twiggy, model yang populer di era 60an, padahal sebelumnya lebih banyak pakai model curvy kayak macam Marilyn Monroe gitu.. Nah jadi kan memang standar tuh bisa bergeser kaan tinggal orang-orangnya aja beradaptasi 😁

      Delete
  7. Komenku tak isi sepenggal lagu kesukaan aja deh Mba Eya 😂😂.

    "There'

    "You should know you're beautiful just the way you are
    And you don't have to change a thing
    The world could change its heart
    No scars to your beautiful
    We're stars and we're beautiful"

    😊😊 yang terpenting tetap menjalankan pola hidup sehat *sambil ngomong ke diri sendiri. Wk 🤣

    Yg jelas apapun itu alasannya atau prinsip apa yang kita yakini. Tidak dibenarkan bagi sesama manusia untuk saling merendahkan. 😁 isi hati orang kan nggak ada yang tahu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aishh.. itu kata There'nya harusnya nggak ada.. 🤣 ketahuan deh abis copas. Wkwk

      Delete
    2. Waah ini lagu siapa Mas Bayuu? Liriknya bagus bangeeet sukaaa 😆

      Bener, kalaupun memang kita punya pendapat tentang orang lain, ada baiknya disimpan aja, jangan dibicarin di publik karena jatuhnya jelek.. Mau gimanapun ga bisa dibenerin yaa ngerendahin orang lain, belum tentu lho kita lebih baik daripada orang yang kita rendahin kaan 😆

      Delete
    3. Lagunya Alessia Cara mba yg judul Scars to Your beautiful.. 😁

      Yuuppzz benar banget mba 😊

      Delete
    4. Waaah noted! Aku akan mendengarkan lagunya nantiii

      Delete
  8. KAK EYA LOVE YOU! Sebagai orang yang udah jenuh banget dan capek dengan standar kecantikan zaman dulu yang harus putih, cantik, langsing, tinggi, rambut lurus, dll you name it, aku BAHAGIA BANGET zaman sekarang ada yang namanya body positivity. Semua orang cantik dan bisa cantik, nggak pake standar zaman dulu itu.

    Si Menteri Kencantikan itu udah keterlaluan sih menurutku sampai bilang burik, kayak...hello~~~ burik tuh nggak kayak gitu ya. Burik tuh kalo nggak merawat diri aka nggak mandi dan nggak gosok gigi. HHHHHHHHH.

    Terus dia ngomong juga kan yang katanya kalau udah kerja keras tapi belum privilege ya harus kerja LEBIH KERAS lagi. Aku kayak...lu kate orang-orang pada rebahan apa gimana. Kalau dengan kerja lebih keras bisa dapat privilege, ya seluruh dunia kali pada isinya orang privilege semua. HHHHHHHHHH ramashok.

    Ada yang bilang dia marah kayaknya karena udah usaha keras buat cantik menurut standar tertentu, eh standar dunia berubah. Lagian dengan nggak pakai standar zaman dulu yang udah ketinggalan zaman itu, market kan jadi lebih luas ya.

    Terus kemarin ada tubir lagi mamanya si Menteri Kecantikan. Udah speechless lah aku bacanya. Aku balik lagi habis itu baca storynya Diana Rikasari biar adem dan nggak emosian sama tubir ibu anak ini.

    Dan yes, body positivity bukan berarti mendukung obesitas. Malah salah satu campaign-nya kan olahraga buat kebugaran tubuh. Udah ah segini aja nanti aku emosi lagi. xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang dia bilang burik itu people of color lhooo, kayaknya dia ketinggalan informasi kalau di dunia tuh manusianya ga cuma berkulit putih huhuhu...

      ((Kalau dengan kerja keras bisa dapat privilege, ya seluruh dunia kali pada isinya orang privilege semua)) wkwkwkwk iyaa bener banget Endaah, kadang orang dengan privilege tuh suka gitu emang, ga sadar kalau ga semua orang bisa punya privilege yang sama dengan mereka huuu

      Ya ampun beneeerr aku speechless banget beneran baca tubir mamanya, buset ibu-ibu kok mulutnya sejahat ituuuu ya ampun takut banget :(( Bener Endah, mendingan liatin Kak Di, biar terhibur liat warna-warni hidupnya :D

      Yes body positivity yang bener memang arahnya ke hidup sehat dan menerima diri/tubuh kita sebagaimana adanya yaa

      Delete
  9. Aku sempat liat ini di IG dan Twitter, viral banget emang.
    Cantik mah relatif, semua punya porsinya masing2.
    Tapi kalo bahas soal fisik, ya udah gak elok sih.
    Sekarang ibuknya kan ya yang lagi viral? Hahahah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya menurutku setiap orang bebas punya standar mau cantik yang bagaimana buat dirinya sendiri, tapi kalau udah nyinggung orang lain itu sih udah ga bagus..karena ga semua orang bisa sama kayak dia kaan.. Beneer kemarinan ibunya sempat viral juga, sampai geleng2 kepala hahaha

      Delete
  10. Menteri kecantikan, hebat juga tuh orang mengangkat dirinya jadi menteri kecantikan tapi menteri kecantikan dari negara manakah dia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya dari negara Indonesia bagian upside down jadinya yaaa begitu 😂😂

      Delete
  11. Memang dunia fesyen dan panggung itu kedjam mbaak. Fisik banget. Nggak mudah mengubah imej yang selama ini sudah kadung dihadirkan. Pelan-pelan mungkin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mba Phebie, semoga dengan mulai banyaknya produk yang mendukung inklusivitas juga image yang ada selama ini bisa pelan-pelan mulai berubah yaaa

      Delete
  12. Akujuga kemarin sempat lihat mengenai influencer yg disebut mbak Eya. Sebelumnya aku ga tau sih tentang dia, setlah berita ini muncul, akhirnyabaru tau tentang orang itu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama akupun ga tau tadinya hahaha cuma gara-gara opini jeleknya jadi terkenal, herannya netizen Indonesia tuh yang begitu malah pada berbondong-bondong ngefollow kan jadi makin jumawa dia wkwkwk

      Delete
  13. Kayaknya tahu ni sama menteri kesehatan, eh kecantikan yang dimaksud. Iya, memang bener sih sebagai cowok kadang juga heran ada momen dimana women support women hanya berlaku bagi mereka yang berada di sirkelnya aja.
    Thanks for sharing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaa ya ampun iya banget, kalau ga se-circle atau ga good looking yaa siapa elu ga peduli hahaha sad truth banget yaa

      Delete
  14. nahhhhh setojooo
    nggak semua orang punya bakat untuk bisa punya body ideal
    aku banyak jajan dan meskipun udah disambi makan malam yang diatas jam 9, tetep aja ga gemuk, timbangan juga ga nambah nambah

    sempet baca sekilas juga soal VS ini mbak, menurutku sah-sah aja kalau konsepnya memang dibikin new-branding begini
    sama kayak baju yang tadi dibilang mba eya, aku sendiri suka heran, tiap nanya ukuran, dijawabnya all size, padahal aku petite. jadi masih ada sisa sisa ruang di dalam pakaian. Repot juga kalau semua celana, baju cuman dibikin all size

    ReplyDelete
  15. Aku jadi penasaran Ama itu menteri kecantikan hahahahah . Sempet denger sih ada ribut2 soal body positivity ini, cuma aku blm baca sumber pertamanya yg bikin ribut :D. Kayaknya minta perhatian banget mbaknya :p

    Akupun leg heran mba, beli baju size-nya all size. Tapi yg body besar tetep aja ga bisa pale, all size darimaneeee

    Malah bagus tuh kalo modelnya datang dari berbagai kalangan berat badan dan warna kulit. Jadi bisa nyocokin kira2 kita pantes ATO ga.

    Aku sendiri, udh ga nilai org dr kulit sih. Dulu iyaaa, dan aku JD ga PD Ama kulitku yg gelap. Kayaknya sejak aku kuliah di Penang , yg mana students nya dari berbagai negara dan wrna kulit, aku JD sadar kalo cantik itu ga putih dan rambut lurus doang. Inget banget aku dpt dosen dari India, rambut keriting panjang, body kayak gitar, kulit gelap. Tapi masyaallah cantiknyaaaaa. Dari situ sih mindsetku berubah :D. Dan jadi LBH suka Ama diri sendiri :)

    ReplyDelete