Book Review: Wonder by R.J. Palacio

Wednesday, December 9, 2015

Berapa kali mau beli buku ini tapi entah kenapa malah belinya yang lain terus. Pas akhirnya kesampaian beli, dan mulai baca, nyeseeelll kenapa nggak dari kemarin-kemarin aja beli buku sebagus ini?! Malah ngabisin uang buat beli beberapa buku yang akhirnya nggak bikin excited bacanya hiks. Okay yang lalu biarlah berlalu, yang penting udah kebeli dan udah dibaca.


Pengarang: R. J. Palacio
Penerbit: KNOPF
Rating: 5/5

“My name is August. I won’t describe what I look like. Whatever you’re thinking, it’s probably worse.”


Bercerita tentang August Pullman yang terlahir dengan mandibulofacial dysostosis, yaitu kelainan yang membuat susunan wajahnya berantakan. Umurnya baru sepuluh tahun tapi dia sudah menjalani begitu banyak operasi yang nggak banyak mengubah bentuk wajahnya. Sejak kecil, Auggie sudah terbiasa dengan pandangan orang-orang yang ditemuinya di jalan. Tapi walaupun begitu, Auggie kecil selalu merasa bahwa dirinya sama seperti orang-orang normal pada umumnya.

Kita akan diajak mengikuti keseharian Auggie yang meginjak kelas lima di sekolah barunya Beecher Prep, setelah sebelumnya Auggie hanya belajar di rumah bersama ibunya. Tentu aja nggak mudah buat Auggie beradaptasi di sekolah barunya. Dengan kondisi wajahnya, kebanyakan anak-anak di sekolah lebih memilih untuk nggak dekat-dekat dengannya. Cuma ada dua orang yang nggak keberatan bergaul dengan Auggie. Yang pertama adalah Jack Will, anak laki-laki yang sekelas dengannya dan salah satu dari tiga anak yang diminta kepala sekolah, Mr. Tushman untuk mengajak Auggie berkeliling sebelum sekolah dimulai. Yang kedua Summer, seorang anak perempuan yang memilih duduk bersama Auggie di kantin saat nggak ada satupun anak yang mau semeja dengan Auggie.

Pengalaman aku baca novel berbahasa Inggris masih di level tiarap, jadi awalnya aku agak pesimis bisa cepat menyelesaikan Wonder. Eh ternyata bahasa yang dipakai ringan dan mudah dimengerti karena yang ‘bercerita’ disini adalah Auggie yang baru berusia sepuluh tahun. Salut banget karena R.J. Palacio berhasil banget menerjemahkan bahasa dan pikiran anak kelas lima SD ke dalam tulisannya. Begitu juga sewaktu cerita beralih dari sudut pandang orang-orang terdekat Auggie. Aku sama nggak mengalami kesulitan buat memahami isi hati Via—kakak Auggie atau Summer, Jack, Justin—pacar Via, dan Miranda—sahabat Via yang sangat menyayangi Auggie.

Karakter-karakter di buku ini juga bikin kagum. Auggie dengan keceriaan dan kebaikan hatinya, walaupun banyak yang membicarakannya di belakang atau bahkan jahat ke dia. Kita bakal dibuat sayang sama Auggie selama cerita berjalan. Aku rasanya beberapa kali pingin meluk Auggie dan pingin jewer kupingnya si bandel Julian. Aku kagum banget sama orangtua Auggie yang sayaang banget ke anak bungsunya ini. Aku juga bisa ngerti Via yang kadang bete karena merasa tersisihkan karena orangtuanya kadang lebih memperhatikan Auggie, tapi dia tetap sayang ke Auggie. Dan aku paling suka bagian Jack. Walaupun dia sempet nggak sengaja bikin Auggie sakit hati, tapi di hatinya yang terdalam dia seneng bisa berteman sama Auggie.

Oh ya, karena buku ini juga aku jadi sadar kalau menatap orang yang ‘berbeda’ terlalu lama itu nggak baik. Kadang aku nggak bisa menahan diri buat nggak memperhatikan lebih lama orang yang terlihat ‘berbeda’. Nggak baik, karena itu bisa menyakiti hatinya atau membuatnya semakin merasa nggak percaya diri. Bukan keinginan mereka juga untuk terlihat seperti itu kan? Bete juga kan, kalau kita diperhatikan terlalu lama sama orang lain?

Rasanya aku pingin semua orang di dunia baca buku ini. Aku udah beberapa kali ceritain soal buku ini ke temen-temenku dan seneng banget karena beberapa dari mereka tertarik buat baca juga. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini.

Big thanks to R.J. Palacio and Auggie Pullman for this beautiful story :)


"Kinder than is necessary. Because it's not enough to be kind.
One should be kinder than needed."

Love,
Eya

Post a Comment