“Ya, bisa.” kata Mbok.
“Kalau begitu aku mau jadi anak laki-laki saja,” kataku.
Percakapan antara Willa dan si Mbok di cerita pertama yang ada di dalam buku tipis berjudul Na Willa – Catatan Hari Kemarin ini berhasil bikin aku ketagihan pengin tahu percakapan-percakapan menggemaskan macam apa lagi yang bakal muncul di halaman-halaman berikutnya. Dan aaah ternyata semakin membalik halaman, semakin sering nemu percakapan menggemaskan si kecil Willa dengan orang-orang sekitarnya! Gemeeesss!
Gara-gara nge-follow instagram @post_santa (sebuah toko buku independen yang ada di Pasar Santa) yang beberapa kali merekomendasikan buku karangan Mbak Reda Gaudiamo ini, aku jadi penasaran. Desain covernya yang sederhana tapi cantik terutama yang bikin aku tertarik sama buku ini. Akhirnya tanpa banyak mikir, aku pesan deh buku ini lewat email-nya Post beserta Raden Mandasia yang semoga bisa segera dilahap juga.
Buku ini berisi cerita-cerita pendek yang ditulis dari sudut pandang Na Willa, seorang anak kecil berumur lima tahun yang tinggal di sebuah kampung kecil di Surabaya tahun 1960-an. Dia tinggal bersama ibunya yang dipanggil Mak, dan seorang asisten rumah tangga yang dipanggil Mbok. Sementaranya ayahnya yang dipanggil Pak jarang ada di rumah karena urusan pekerjaan. Dan seperti umumnya anak kecil pada masa itu, Na Willa suka bermain bersama teman-temannya. Farida, Dul dan Bud adalah nama-nama teman akrab Willa yang paling sering muncul di buku ini.