Throwback 2018, The Year Of Book Slump

Monday, December 31, 2018


Kalau udah sampai di penghujung tahun tuh rasanya waktu kayak berlalu cepat sekali yaa? Tiba-tiba langsung kepikiran “udah ngapain aja gue sepanjang tahun ini?” hahaha ini sih cuma yang hobi proscatinate aja ya kayaknya yang mikir begini, termasuk aku hahaha (padahal dalam hati nangis). 

Tahun 2018 bisa dibilang mixed feeling.  Di satu sisi banyak hal yang bikin aku senang tahun ini, tapi di sisi lain juga semua yang direncanakan di awal tahun yaa lagi-lagi banyak yang meleset. Meleset di sini bukan berarti gagal yaa, karena kalau kita throwback dari apa yang aku tulis DI SINI, sebenernya enggak berantakan-berantakan banget sih. Semuanya berjalan walaupun belum ada hasil yang terlihat. Tapi seenggaknya udah berjalan hahaha ngotot. Kecuali belajar Adobe Illustrator, itu bener-bener baru belajar sedikiiit banget karena aku enggak ada waktu huhu (padahal waktunya habis buat tiduran sama fangirlingan). 

Berhubung aku tipe orang yang slow (sangat slow malahan), aku biasanya enggak pernah ambil pusing dengan renca-rencana yang enggak berjalan lancar. Kayak yang udah berlalu ya udah aja berlalu gitu, enggak perlu terlalu dipikirin banget. Hehehe walaupun kadang ada suara-suara yang entah datang dari mana teriak "Umur berapa lo, masih berani-beraninya santai-santai!" hahahaha.

Nah, tapi ada satu hal yang aku highlight banget pakai stabilo warna oranye biar jreng, yaitu... tahun 2018 adalah tahun di mana aku membaca sedikit sekali buku. Haaaaaaahh...

Read More

Top 5 Thursday: Favorite Series I Watch in 2018

Thursday, December 27, 2018



Akhirnya setelah berjuta tahun lamanya, aku kembali dengan postingan Top 5 Thursday! Yeaay!! Sebenarnya dari awal aku ngeblog di sini, aku punya tema Top 5 Thursday tapi kayaknya baru bikin beberapa postingan aja hehehe. Dan mumpung ini bulan Desember, sekalian aja Top 5 Thursday ini aku gunakan sebagai rekap tontonan aku selama 2018, aku bagi dua jadi serial dan film. Berhubung kayaknya aku enggak akan mulai nonton serial baru lagi, jadi serial duluan yang dibahas deh. 

Tahun ini aku cukup banyak nonton serial dibanding tahun lalu, walaupun kalau dibandingin sama jumlah yang ditonton para pecinta serial yaa termasuknya pasti sedikit hehe. Aku bukan tipe orang yang langsung nonton serial baru tiap serial sebelumnya tamat, soalnya capek hehe. Dan aku enggak suka nonton serial yang masih on going, enggak suka dibikin nunggu dengan rasa penasaran, jadi aku bakal nonton kalau episodenya udah lengkap. 

Oh, by the way ada sembilan judul serial yang aku tonton sepanjang tahun ini; Crisis: Special Security Squad (10 episode), Revolutionary Love (16 episode), Border (9 episode + 1 special episode), Hwayugi (20 episode), Unnatural (10 episode), Anone (10 episode), Final Fantasy XIV: Dad of Light (7 episode), Hana Nochi Hare (11 episode), The End of The F***ing World (8 episode). Dan sebenarnya ada dua judul lagi yang aku tonton tapi sayangnya enggak aku tamatin karena bosan hehe. 

Daaan… kesembilan serial yang udah aku tamatin ini semuanya baguuus. Ya iyalah kalau enggak bagus sih enggak akan tamat nontonnya hahaha. Agak susah cuma milih lima tapi males juga kalau bahas semuanya sekaligus hahaha. Oh satu lagi, serial yang aku sebut di sini adalah serial yang aku tonton di tahun 2018, bukan yang tayang di tahun 2018 karena beberapa judul udah rilis sejak bertahun-tahun yang lalu. So here we come, Top 5 series I watched this year! 

Read More

30-Day Song Challenge (But Finished in One Day)

Saturday, December 1, 2018

Aku udah lama sebenernya mau ikutan challenge yang cukup sering nongol di twitter ini, tapi... lupa hahahaha. Terus biasanya aku juga suka berhenti di tengah jalan setiap kali ikutan challenge macam begini hahaha jadi kayaknya lebih baik challenge-nya diposting di sini aja deh dalam sekali jalan. Plus, it's been a while since the last time I talk about music in this blog hehe.

Oh ya by the way aku enggak tahu asal mula challenge ini dari mana, beberapa following aku di twitter pernah ikutan challenge ini jadi pengin juga ikutan deh.


Okay then, enjoy!
Read More

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, Is It Worth To Watch?

Friday, November 23, 2018

I think this is the coolest poster of film ever, i love it so much | picture credit to collider.com

Perlu digarisbawahi, yang tertulis di bawah ini kayaknya bukan review, melainkan curhatan dari seorang Potterhead yang dibikin pusing tujuh keliling sama isi kepala Mrs. J.K. Rowling.


SPOILER ALERT. 

Fantastic Beasts: The Crimes Of Grindelwald adalah film yang udah aku tunggu-tunggu sejak 2016 setelah nonton film pertamanya, Fantastic Beasts and Where to Find Them. Apapun yang berasal dari Wizarding World-nya ibunda J.K. Rowling adalah wajib hukumnya untuk ditonton buatku. Dan syukurlah bisa nonton di hari pertama tayang huhuhu aku hampir nangis saking terharunya pas temanku ngabarin udah dapet tiket :(( 

Buat yang udah lupa cerita film pertamanya, bisa kok tengok sedikit review yang aku tulis walaupun mungkin enggak banyak membantu hehehe DI SINI. Atau yaa tonton lagi aja biar beneran inget haha.

The Crimes of Grindelwald dimulai dengan Gellert Grindelwald (Johnny Depp) yang berhasil kabur dari pengawasan MACUSA. Belum apa-apa kita udah disuguhi adegan kabur dari penjara sihir yang sangat epic dan menyilaukan (beneran silau). Dan dalam waktu singkat, Grindelwald pun mulai mengumpulkan para pengikutnya dan menyusun rencana-rencana untuk membawa dunia sihir ke arah yang dia yakini sebagai The Greater Good di Paris, Perancis. 

Sementara di Inggris, kita dihadapkan pada Newt Scamander (Eddie Redmayne) yang sedang berusaha mendapatkan kembali izin untuk bepergian keluar negeri. Pihak Kementrian Sihir kemudian bernegosiasi, Newt bisa bepergian keluar negeri lagi asalkan dia mau menjalankan tugas yang diberikan oleh Kementrian Sihir, yaitu mencari keberadaan Credence Barebone (Ezra Miller). Yang tentu saja akhirnya dia tolak.  Ada yang ingat Credence, si anak laki-laki berpenampilan culun yang menjadi obscurus dan diceritakan hancur saat diserang bersamaan oleh MACUSA? Seperti yang udah kita duga di akhir film pertama, Credence masih hidup dan berhasil kabur sampai ke Paris.
Read More

Nonton Aruna & Lidahnya Ditemenin Perut Keroncongan

Friday, October 12, 2018


Empat tahun yang lalu, waktu novel Aruna & Lidahnya baru terbit, aku sempat tertarik banget setelah baca sinopsisnya. Secara kan aku tukang makan, novel yang membahas makanan terdengar menarik tentu saja. Tapi entah gimana ceritanya, kenginan untuk beli novel Aruna & Lidahnya tergantikan oleh keinginan yang lain ahaha memang suka plin-plan nih anaknya.

Dan pas dengar Aruna & Lidahnya diangkat ke layar kaca, dengan jajaran pemain super kece, aku sempat nyesel karena belum baca novelnya dan berencana untuk baca dulu sebelum nonton filmnya nanti. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara…? Akhirnya aku nonton filmnya tanpa baca bahkan belum jadi beli novelnya hahaha.

Tapi kalau filmnya sih, memang udah diniatin banget wajib nonton. I never skip Nicholas Saputra’s movie anyway. Tapi alasan utama mewajibkan nonton Aruna & Lidahnya yaa karena ide ceritanya sih, keberadaan Mas Nico mah cuma bonus aja hahaha preet!

Aruna & Lidahnya bercerita tentang Aruna (Dian Sastrowardoyo), seorang ahli wabah yang sangat sangat mencintai makanan. Aruna ini semacam punya obsesi mencari resep nasi goreng buatan Mbok Sawal, pembantunya sewaktu dia kecil sementara dia udah enggak tahu di mana keberadaan Mbok Sawal sekarang. Lalu kemudian Aruna ditugaskan oleh bosnya untuk menginvestigasi kasus flu burung yang dicurigai mewabah di beberapa kota di Indonesia. Nah kepergian Aruna untuk tugas ini dia manfaatkan sekalian untuk kulineran di kota-kota yang dia datangi. Bersama dua sahabatnya, Bono (Nicholas Saputra) dan Nad (Hannah Al Rashid), ditambah tamu yang enggak disangka-sangka, Farish (Oka Antara) yang mantan teman sekantor Aruna sekaligus cowok yang bikin Aruna naksir-naksir sebel.
Read More

Digimon Adventure tri. - The Nostalgic New Adventure of Digidestined

Sunday, September 30, 2018


Satu dari kartun hari Minggu yang paling membekas bahkan sampai aku setua ini kayaknya rata-rata memang membekas deh adalah Digimon Adventure. Kalau enggak salah dia tayang di tivi Indonesia sekitar tahun 1999/2000. Ceritanya tentang petualangan anak-anak yang disebut sebagai Anak-anak Terpilih (Chosen Children) yang tersedot masuk ke dalam dunia digital dan bertemu dengan para monster imut yang kemudian menjadi partner mereka. Dan kisah para anak-anak Terpilih ini kembali dilanjutkan di tahun 2001 dengan judul Digimon Adventure 0.2 yang bersetting tiga tahun setelah kejadian di Digimon Adventure dengan tambahan beberapa karakter baru.

Buatku Digimon itu spesial banget. Kalau ibarat martabak, telurnya ada tiga hehehe. Bahkan setelah kartunnya selesai tayang di tivi, aku masih koleksi beberapa DVD-nya dan ditonton setiap tahun. Sayangnya DVD yang aku punya enggak lengkap karena dulu memang dijualnya satuan isi dua atau tiga episode gitu, aku lupa. Untungnya pas kuliah, aku mulai mengenal dunia download-mendownload jadi aku bisa koleksi keseluruhan episode Digimon Adventure dan Digimon Adventure 02 buat ditonton setiap kangen. And believe it or not, the spark is always there everytime I re-watch every episodes, just like the first time. Huhuhu nulis beginian aja mau nangis :p

Daaan… di tahun 2015, Toei Animation ngumumin sesuatu yang bikin aku kegirangan banget! Jadi sebagai perayaan untuk 15th anniversary Digimon Adventure, mereka ngeluarin series baru yang merupakan lanjutan petualangan Taichi, Agumon dan kawan-kawan dengan judul Digimon Adventure tri. Lho, perayaannya kan tahun 2015 kok baru dibahas sekarang? Ya karena seriesnya berjalan saaaangat lama dan total 26 episode dibagi menjadi enam seri tuh baru selesai tahun ini. Ini beneran petualangan panjang banget deh!

Sumpah yaa kenapa Toei Animation enggak sekalian aja bikin serial sebanyak 26 episode sih, kenapa harus dipotong-potong?

Dan saking panjangnya petualangan bersama anak-anak terpilih di Digimon Adventure tri. ini, aku sampai bingung mau bahas apa aja hahaha. Ceritanya bakal aku bahas garis besarnya aja supaya enggak terlalu spoiler buat yang belum nonton deh. Anyway, postingan ini kayaknya bakal panjang banget jadi yah kalau enggak mau lanjut baca aku maklumi kok hehehe.

Read More

Mana Enak Enggak Pakai Sambel?!

Sunday, September 23, 2018


Judul postingan ini mewakili banget setiap komentar yang aku dapet dari orang-orang yang sering makan bareng aku. Ya, you can judge me but I really cant stand spicy food, even saos sambal. Kenapa? Yaa karena memang enggak pernah dipaksakan untuk suka pedas dari kecil. Di rumah, dari dulu cuma ibu aku kayaknya yang suka makanan pedas, sementara bapak baru-baru ini aja suka pedas setelah nyobain cabe hasil kebunnya sendiri. Mungkin kapan-kapan aku harus nyobain nanam cabe sendiri kali yaa kayak bapak hahaha. 

Jadi, sebenernya aku nulis ini karena aku cukup terganggu dengan komentar orang yang itu-itu lagi setiap makan bareng aku. Aku merasa kayak mereka tuh tahu aku enggak suka pedas, tapi lihat aku makan enggak pakai sambel selalu dikomentarin begitu lagi dan lagi. Sengaja buat ngeledek apa gimana, enggak tahu. 

Sebagai pengetahuan khusus hahaha, aku enggak suka makan pedas. Bukan karena masalah perut atau tenggorokan, tapi memang enggak kuat aja. Aku pernah nangis makan rendang yang kata penjualnya enggak pedas, tapi ternyata begitu masuk mulut yang kerasa cuma cabenya aja hahaha. Call me weird, tapi mie ayam, pecel lele, ayam goreng, nasi padang, seblak dan segala makanan yang seharusnya mengandung cabe/sambel, aku makan tanpa cabe satupun. Aku cuma tahan merica dan saos sambelnya Hokben (saos sambelnya Hokben pakai apa ya btw?), selebihnya bye.

Cemen yaa? Hahahaha.
Read More

Watching Horror Movies?

Thursday, July 19, 2018


Maaf kalau judul postingan ini mengecoh karena yang bakal aku bahas bukan film-film horror sebenernya hehe.

FYI, aku adalah tipe orang yang bakal mikir seribu kali sebelum nonton film horor. Karena aku dari dulu penakut banget, kalau abis nonton horor pasti enggak bisa tidur lah, ke kamar mandi takut lah, denger suara aneh sedikit langsung parno. Butuh banyak pertimbangan banget lah kalau mau nonton horor. Kayak waktu mau nonton Pengabdi Setan beberapa bulan lalu, mikir mau nonton apa enggak aja lama dan mikirin dampaknya bakal gimana hahaha. Walaupun pada akhirnya tetep nonton—di siang hari—dan alhamdulillah enggak terlalu takut setelah nonton. Tapi tetep aja, aku masih perlu mikir seribu kali sebelum nonton walaupun udah enggak sepenakut dulu hehehe.

Oh ya, ini aku bukan mau bikin review Pengabdi Setan yaa hehehe. Aku mau sharing tiga film yang aku tonton pas libur lebaran kemarin (iya tahu liburnya udah lama lewat), dan entah ini kebetulan macam apa, tiga film yang kutonton secara berurutan adalah film hantu atau berhubungan dengan dunia orang mati. Wow. Beneran, ini enggak disengaja. Baru ngeh pas masukin ke thread film aku di twitter, kok ini tontonanku film hantu semua ya?

Tapi ketiga film hantu ini sama sekali enggak seram apalagi bikin parno setelah nonton. Justru bikin emosional dan terharu hahaha iya lah, orang genrenya juga drama sih sebenernya. Cocok buat kalian-kalian yang enggak suka nonton horor. Tenang aja, hantu-hantunya enggak ada yang bikin takut kok, malah bikin sedih dan terharu. Aku review berdasarkan urutan aku nonton ya, cekidot...

Read More

Why Hating When You Can Ignore?

Friday, May 25, 2018


Akhir-akhir ini aku sering banget dibikin mengernyitkan dahi kalau baca artikel atau postingan tentang apapun, baik yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dunia fandom, dan yang paling bikin mengernyit terutama dari dunia politik. Karena di banyak artikel atau postingan tentang apapun, hampir selalu ada yang namanya hate speech. Kayaknya orang-orang tuh makin ke sini makin enggak peduli sama perasaan orang lain dan seenaknya aja menebar komentar jahat di internet. Komentar yang enggak cuma bikin geleng-geleng kepala, tapi juga bikin ngurut dada saking jahatnya.

Coba deh, yang suka scrolling di komentar instagram seleb pasti enggak sedikit kan ketemu komentar jahat? Isinya enggak jauh-jauh dari bodyshaming lah, SARA lah, dan yang paling bikin ngurut dada tuh komentar jahat soal anak orang, mana anaknya masih bayi! Wow really, people? Aku selalu bertanya-tanya tiap ketemu yang kayak gini “kok bisa sih?”. Kok bisa sih, mereka sebernyali itu ninggalin komentar sejahat itu? 

Contoh nih ya, dari dunia fandom dan kebetulan fandomku sendiri, Swifties. Mungkin kalian tahu kalau buanyak banget orang yang benci sama Taylor Swift. Sebagai Swifties, jujur aja aku enggak tahu kenapa orang se-sweet Taylor bisa punya hater sebanyak itu? Apakah karena dia bikin lagu yang terinspirasi dari mantan? Hey, enggak cuma Taylor yang bikin lagu tentang mantan lho. Banyak penyanyi lain yang juga bikin lagu untuk mantan mereka tapi kenapa kalian segitu bencinya sama Taylor, hey? Hahaha maaf kebawa emosi.
Read More

A Late Late Late Report of The World of Ghibli Exhibition

Saturday, April 28, 2018


Aku tahu harusnya cerita ini diposting sejak tahun lalu. Udah nongkrong di draft sejak tahun lalu juga sih, dan aku sempat berpikir untuk dihapus aja karena acaranya udah kelewat lama dan kayaknya udah basi banget kalau baru dibahas sekarang. Tapi kok sayang yah? Aku enggak tenang kalau cerita dari perjalananku bertemu Totoro dan teman-temannya belum terposting di sini hehehe.

Jadi, The World of Ghibli Exhibition di Jakarta ini adalah bagian dari rangkaian acara ‘The World of Ghibli Jakarta’ yang diselenggarakan oleh Studio Ghibli dan Kaninga Pictures. Nah, The World of Ghibli Jakarta ini dimulai sekitar bulan April 2017 dengan pemutaran film-film Ghibli di bioskop-bioskop kesayangan anda ahaha. Kalau enggak salah, film pertama yang diputer adalah Spirited Away.

Oh ya, buat yang belum tahu Studio Ghibli, mereka adalah pembuat film-film animasi dari Jepang sejak tahun 1985, didirikan oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata dan Toshio Suzuki. Mungkin karyanya yang paling terkenal itu My Neighbor Totoro yaa yang juga jadi maskotnya Studio Ghibli. Tapi film-film animasi buatan mereka semuanya bagus-bagus menurutku (walaupun belum semuanya aku tonton sih, seenggaknya yang udah kutonton belum ada yang mengecewakanku hehehe). Aku sendiri baru kenalan sama Studio Ghibli waktu jaman kuliah, berkat Totoro juga. Dari sana kenalan deh sama karya-karya Studio Ghibli lainnya and I can’t help to fall in love :D

Nah, sekarang kembali lagi ke acara The World of Ghibli Jakarta. Selain pemutaran film-film Ghibli yang sebelumnya belum pernah ditayangkan di bioskop kita, ada juga acara-acara lain seperti lomba mewarnai dan melukis mobil, dan puncaknya adalah pameran yang diselenggarakan di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta dari tanggal 10 Agustus sampai 17 September 2017. Buat yang enggak atau belum kesampaian mengunjungi Museum Ghibli di Jepang langsung kayak aku, tentu aja bersyukur banget dengan adanya pameran ini di Jakarta. Walaupun harga tiket masuknya lumayan mahal dan buat aku yang tinggal di Bandung tentu aja butuh ongkos lagi ke Jakarta, tapi itu enggak seberapa dibandingkan kebahagiaan begitu masuk arena pameran.

Read More

Jajanan dari Big Bad Wolf 2018

Saturday, April 14, 2018


Dari sejak pertama kali ada event Big Bad Wolf tahun 2016 (kalau enggak salah), aku udah pengiiin banget ke sana sebenernya. Apalagi setelah lihat postingan orang-orang yang habis belanja di sana. Kapan lagi kaan bisa beli buku-buku impor dengan harga miring di bawah seratus ribuan? Tapi yah, karena satu dan lain hal akhirnya selama dua tahun berturut-turut aku gagal terus mau ke sana hahaha. Cuma bisa mupeng aja lihatin haul-nya orang-orang yang abis belanja di sana :(

Tapiii akhirnya Big Bad Wolf tahun ini aku berhasil ke sana lho guys! Yeaay!

Hampir enggak jadi tadinya hahaha. Terus pas hari Kamis tanggal 29 Maret, temenku Echa ngajakin ke sana. Mendadak yaa, tapi you know lah kadang yang mendadak itu justru yang malah jadi. Sore itu juga kami beli tiket kereta ke Jakarta dan cari-cari rute buat jalan ke Big Bad Wolf di ICE BSD. Kita ke sana di hari Sabtunya, tanggal 31 Maret. Berangkat dari Stasiun Bandung jam 6.30 pagi dan sampai Stasiun Jatinegara jam 9.30. Terus dari Stasiun Jatinegara kita langsung lanjut pakai KRL ke Stasiun Cisauk (ganti kereta sampai tiga kali) dan dari sana lanjut naik Go-car ke ICE. Ini termasuk lama di jalan sih yaa, kita baru sampai ICE pas jam makan siang huhu. Yang enaknya nih, di Big Bad Wolf ini disediain food court juga, jadi kita enggak perlu ribet cari-cari tempat makan. Berhubung udah kelaperan, kita langsung aja ke food court dulu dan makan ayam geprek, isi bensin sebelum berjuang :D

Jadi, gimana perasaannya setelah berhasil ke Big Bad Wolf? Hahaha enggak gimana-gimana sih. Yang jelas sih, seneng yaa lihat jutaan buku-buku dengan harga super miring hahaha. Maaf ya aku norak, jarang-jarang ke bazaar buku soalnya :p
Read More

Unnatural, a Touching and Heart Warming Investigation Drama

Friday, March 30, 2018

picture from asianwiki

Sebagai penikmat segala macam genre drama/film (kecuali horror dan thriller), salah satu genre yang paling aku suka adalah crime atau investigation drama atau bahasa simpelnya drama detektif-detektifan haha. Entah sejak kapan aku suka banget nonton drama bergenre ini, terutama yang berasal dari Jepang. Mungkin kebawa karena dari kecil aku suka baca Detektif Conan? Bisa jadi. Atau kebetulan crime drama yang selama ini kutonton memang bagus-bagus? Ini lebih oke sih, alasannya hehehe. Apa ya, aku tuh suka banget kalau diajak tegang setiap nonton serial hahaha. Dan biasanya aku bakalan senang dan makin terpacu adrenalin kalau ternyata tebakanku malah salah. Kenapa? Itu berarti alur ceritanya enggak ketebak kan, seenggaknya sama orang yang otaknya suka absurd kayak aku hahaha. 

Nah bulan ini aku baru ketemu satu drama yang menurutku baguuuusss banget banget banget. Bahkan aku udah nobatin drama ini sebagai drama terbaik yang aku tonton tahun ini, so far sih karena kan ini masih bulan ketiga hahaha. Sebuah drama dari Jepang berjudul Unnatural. Dan ini pertama kalinya aku nonton crime drama yang fokus di tim forensik and I’m so in love with this drama dan segala detail yang ada di dalamnya. 

Menceritakan Misumi Mikoto (yang diperankan oleh mbak idolaku, Ishihara Satomi), seorang ahli patologi yang bekerja di UDI (Unnatural Death Investigation) Lab. Tentu saja Mikoto enggak bekerja sendirian di UDI ini, ada rekan-rekan kerjanya Mikoto yang enggak boleh kelewat disebut dong, Nakado Kei (Iura Arata) si judes yang udah jauh lebih senior dari Mikoto, Shoji Yuko (Ichikawa Mikako) yang jadi partner kerja sekaligus partner lawaknya Mikoto, si anak magang Kube Rokuro (Kubota Masataka), dan si Pak Direktur UDI Lab Kamikura Yasuo (Matsushige Yutaka). Pekerjaan mereka adalah menginvestigasi kematian-kematian yang dianggap enggak natural alias kematian yang enggak wajar mungkin ya? Dan yang mereka kerjakan tuh bukan cuma sebatas membedah mayat dan mencari tahu penyebab kematiannya aja, mereka kadang ikutan jadi detektif buat nyari apa yang terjadi di balik kematian orang-orang ini. 
Read More

My 10 Ultimate Favorite Books

Saturday, February 24, 2018


Hai hai, hari ini aku mau share buku-buku terfavoritku sepanjang masa nih. Terinspirasi dari tulisannya Jane, tentang buku terfavorit sepanjang masa juga hehe. Aku suka banget baca dari kecil, awalnya gara-gara tante-tanteku suka beliin buku-buku dongeng bergambar (yang seumuran aku mungkin tahu buku-buku dongeng bergambar karangannya Hans Christian Andersen yang tipis dan full color itu). Dan sampai sekarang aku juga kadang masih suka baca dongeng hehehe. Sayangnya buku-bukuku waktu kecil dulu udah pada enggak ada, kayaknya disumbangin sama Ibu waktu kami pindah rumah huhu.

Oh ya, aku hampir selalu bacanya fiksi dan jaraaang banget baca nonfiksi. Aku jarang bisa sreg sama buku-buku nonfiksi terutama kalau bahasanya terlalu menggurui hehe, males. Jadi kalau mau baca nonfiksi sih, aku biasanya lebih pilih biografi. Dan kayaknya daftar buku yang bakal aku sebutin ini fiksi semua sih, dan sebagian besar genrenya fantasi karena aku paling paling paling suka cerita fantasi yang bisa bawa aku berpetualang ke dunia-dunia yang enggak nyata.

Oke, coba disimak aja yaa, 10 buku terfavoritnya Eya sepanjang masa... (btw ini urutannya random aja ya, bukan dari least to most favorite atau sebaliknya hehehe).
Read More

Story From Hawkins, 1984 (Stranger Things Season Two Review)

Saturday, February 10, 2018

SPOILER ALERT 

Siapa yang udah nonton Stranger Things season kedua? Hah, apa? Season satu aja belum nonton? Wow, ke mana aja anda? Hehehe maaf aku nyebelin. Tapi beneran deh, kalau kalian belum mulai nonton series ini, segeralah mulai nonton. Ini serial bagus banget banget banget, terutama buat yang suka sci-fi dan misteri. Mumpung masih dua season, belum keteteran banget lah, kalau mau ngejar hehehe.

Btw, bisa baca review season satunya DI SINI kalau mau.

Setting cerita season dua berjarak satu tahun dari season sebelumnya dan masih di Hawkins. Inget kan di season satu, our Will Byers akhirnya berhasil diselamatkan dari Upside Down dan sebagai gantinya Eleven yang menghilang? Siapa yang waktu enggak sabar nungguin season dua cuma buat tahu ke mana Eleven pergi sebenarnya?

Cerita season dua dimulai dari Mike Wheeler yang lagi nyolong uang dari celengan Nancy sebelum ketahuan dan terjadi adegan kejar-kejaran kakak-adik yang dari dulu jarang akur ini. Pas lihat di trailer, aku pikir Mike kabur buat nyari Eleven, ternyata jeng jeng... dia cabut buat main arcade sama gengnya krik krik...

Tapi di sinilah keanehan mulai terjadi. Will belum terbebas sama sekali dari Upside Down. Dia bisa tiba-tiba terasing dari dunianya dan masuk ke Upside Down lagi dan melihat makhluk besar mengerikan di langit Hawkins. Will sering dapet mimpi buruk atau penglihatan soal makhluk ini. Dan yang lebih horor lagi, makhluk ini berusaha memperdayai orang-orang lewat tubuh Will. Pokoknya Will jauh lebih kasihan daripada waktu dia dikejar-kejar di Hawkins, mana di sekolah dia dikatain zombie boy terus. Selain dari Will, keanehan lainnya juga terjadi di Hawkins, kayak perkebunan labu dan pohon-pohon di hutan yang tiba-tiba membusuk secara misterius. Memang yaa, Duffer Brothers enggak ngasih jeda buat penghuni Hawkins merasakan damai sebentar aja huhuhu.

Read More

Maybe This is What They Called Everlasting?

Sunday, February 4, 2018


Tulisan yang sepertinya akan panjang ini didedikasikan untuk Om-om kesayangan yang berhasil mencuri hati dan perhatianku lagi setelah enam tahun lamanya kutinggal hahaha. Please welcome, Om-om kesayangannya Eya sejak 2006, s u p e r  j u n i o r *drumrolls. Aah hahaha, akhirnya aku nulis tentang mereka juga di sini. Jadi, seperti yang kusebut di postingan INI, I used to be in kpop fandom back then, udah lamaaa jaman kuliah tahun 2006an. Jaman di mana yang suka kpop enggak sebanyak sekarang dan harus menghadapi segala hinaan sendirian hahaha curhat. Dan tentu saja, merekalah yang menyeretku ke jurang itu lalala...

Kalau boleh nostalgia sedikit, aku tuh pertama tahu Om-om ini tahun 2006 gara-gara lagu ‘U’ dan Siwon. Sebelumnya aku pernah nonton drama berjudul 18 VS 29 di mana Siwon berperan sebagai si pemeran utama pas mudanya (lupa namanya siapa). Jadi pas lihat MV ‘U’ tuh mataku langsung tertuju ke Siwon karena aku memang lagi naksir dia pas itu. Pertama kali lihat mereka, komentarku adalah “buset ini grup apaan banyak banget orangnya” hahaha (kalau kpop group sekarang mah udah banyak yaa yang membernya segambreng). Tentu saja aku mengalami masa-masa sulit menghafal nama mereka, jadi awal-awal tuh aku cuma hafal Siwon, Heechul dan Shindong aja hahaha. Baru setelah ikutan forum-forum (anak dulu mainannya di forum), sedikit-sedikit bisa hafal karena ketemu temen-temen yang kesukaannya beda-beda hehehe. Dari yang awal sukanya cuma sama Siwon, jadi sayang ke semua. Tapi tetap Siwon dan Kyuhyun yang paling spesial di hati aku hahaha.

Read More

Taylor Swift Tag: The Swiftie

Friday, January 19, 2018


Nyomot dari blog-nya Endah hehehe. Jadi ini pertama kalinya bikin tag-tagan gini, enggak tahu faedahnya apa, tapi kayaknya asik aja hahaha. Sekalian merayakan rilisnya Reputation yang udah lewat beberapa bulan lalu, dan menebus dosa sama Neng Tay-Tay karena akhir-akhir ini lebih banyak protes dan nyinyir daripada memuja beliau ahahaha...

1. What was your first impression of Taylor Swift?
PRINCESS

2. First Taylor Swift song you ever heard?
"You're on the phone with your girlfriend, she's upset. She's going off about something that you said. Cause she doesnt get your humor like I do~" -You Belong with Me

3. What's your favorite music video? And what's your least favorite music video?
Most favorite ever, MINE karena di situ bisa lihat Tay punya keluarga bahagia, suami ganteng, anak-anak lucu gemesin :D. Least favorite adalah Ready for It karena hmmmmm.... bahkan aku enggak nonton MV-nya sampai habis. Bhay.

Read More

The Last Jedi: Should I Ship Rey and Kylo Ren?

Wednesday, January 17, 2018

picture of official poster | edited by me

SPOILER ALERT

Star Wars: The Last Jedi adalah film yang paling aku tunggu-tunggu banget tahun lalu. Bahkan aku udah nungguin sejak menit pertama selesai nonton The Force Awaken tahun 2016 lalu agak lebay maaf. Bahkan aku sampai dua kali mimpiin Rey itu anaknya siapa setelah baca-baca beberapa fan theory hahaha. Dan karena waktu The Force Awaken aku jadinya enggak sempat nonton di bioskop, pas The Last Jedi ini aku niatin banget nonton di minggu pertama. Aku sampai deg-degan pas mau masuk studionya masa, hahaha saking excited-nya.

Daan apa yang aku rasakan begitu selesai nonton? JENG JEENG... aku pengin guling-guling ke Tartarus aja rasanya (lintas fandom). Apalagi yaa karena pas credit title ada tulisan "in loving memoriam of our princess Carrie Fisher" mau nangis tapi malu banyak orang :((. Buat yang enggak tahu, Carrie Fisher pemeran Leia Organa atau yang kita kenal sebagai Princess/General Leia meninggal Desember 2016 lalu karena sakit jantung. Aku inget aku nahan nangis di kantor pas baca beritanya, she was my princess huhu.

Okay cukup sedih-sedihannya. Selain pengin nangis, setelah nonton The Last Jedi aku jadi merasakan mixed feeling ke Kylo Ren atau Ben Solo. Padahal selama ini aku sama sekali enggak bisa suka sama Ben karena dia membunuh Han Solo (ini udah enggak spoiler kan?), ayah kandungnya sendiri. Dan Han Solo itu my childhood hero jadi yaa maaf saya benci kamu Ben! Tapi ada saat-saat di The Last Jedi yang bikin aku agak nyess sama Ben, terutama waktu dia membunuh Snoke dan berkolaborasi bersama Rey melawan pasukan merah tapi diakhiri dengan dia yang tetap berambisi berkuasa.

Dan haruskah aku mengeship Rey dan Ben? Aku sungguh dilema hahaha. Kemudian diteriakin yang udah ngeship Rey dan Ben sejak The Force Awaken.

Read More

New Year, New Rules?

Friday, January 12, 2018

picture made by me

Walaupun udah lewat hampir setengah bulan, tapi SELAMAT TAHUN BARU semuanyaaa! Semoga tahun ini jauh jauh jauh jauh lebih baik dari tahun 2017 yah. Btw gimana tahun baruannya teman-teman semua? Seru kah? Kalau di tempatku sendiri tahun baruan kali ini enggak terasa ramainya yah, atau cuma perasaanku aja? Hehehe.

Dulu ya, pergantian tahun itu selalu aku tunggu-tunggu banget karena ulang tahunku yang cuma beda satu minggu sama tahun baru. Aku selalu excited tiap dekat ulang tahunku, selalu nunggu berapa banyak orang yang ngasih ucapan selamat, atau berapa orang yang ngasih kado. Tapi semua ke-excited-an itu menguap setelah umur melewati angka 25 hahahaha. Sebaliknya, aku malah jadi mikir "wow gue nambah tua lagi". Hahaha ya sudahlah, sebaiknya segala ketakutan akan menua enggak usah dibahas lebih jauh lagi.

Nah, tahun baru kan biasanya identik sama resolusi nih. Tapi aku sesungguhnya amat sangat malas kalau ditanya "apa resolusi kamu tahun ini" hahaha, mengingat resolusi tiap tahun yang hampir enggak pernah tercapai. Yaa salahku sendiri sih memang, enggak bisa konsisten. Jadi tahun ini aku enggak bikin daftar resolusi yang harus dicapai, tapi aku ganti dengan ini:

a little bit blurry, pardon my poor photography skill :(

Kalau ditanya apa bedanya sama resolusi, yang aku tulis di atas itu sebenernya lebih ke rules buat diriku sendiri sih. Aku enggak mau nentuin goals harus sesukses apa yang ada di daftar itu semua, yang penting bisa atau enggak aku jalaninnya hehehe.

Dari daftar rules itu, yang paling aku highlight banget tuh soal belajar gambar. Yaa, kerjaanku sehari-hari di kantor memang menggambar sih, tapi yang digambar juga ya bunga lagi geometrik lagi hehehe. Aku pengin belajar gambar karakter lagi sih, jadi kalau bikin gambar orang enggak cuma tampak depan dengan mata merem gitu-gitu aja. Mungkin aku harus luangin waktu tiap minggu buat serius belajar lagi dari awal kayaknya.

Dan satu lagi yang aku kejar juga, have a healthy skin hehehe. Telat sih yaa umur udah setua ini baru peduli sama kesehatan kulit. Agak nyesel juga sih kenapa dari jaman remaja aku kok ya bodo amat sama urusan kesehatan kulit. Sekarang nemu kerutan sama mata panda baru deh heboh pengin ngerawat kulit, padahal sebelumnya suka ngeledek temen yang keranjingan jajan skincare hahaha kena batunya deh. Semoga belum terlambat kalau aku baru mulai merawat kulit di umur segini yaa hehehe.

Terakhiiirr... Blogging! Tahun keempat nih, ngomong-ngomong aku jalanin Two Cappuccinos a Day haha. Kira-kira bakal kayak gimana blog ini ke depannya, aku juga enggak mikir muluk-muluk sih. Tahun lalu sempat pengin seriusin banget blog ini, pengin view-nya banyak, pengin nongol di page pertama google, pakai bahasa sok formal dan sok asik, sampai ikutan workshop segala dan akhirnya... zonk. Ternyata semua itu justru bikin aku stres dan jadinya malah numpuk draft aja enggak ada yang dipost. Jadi kayaknya aku mau lebih santai aja jalanin blog ini. Sekedar sharing cerita aja, kalau ada yang baca dan mau komen ya alhamdulillah bangeeet. Pokoknya sekarang mah jalanin semuanya dengan santai yang penting senang hehehe.

Jadii begitulah cerita di awal tahun ini. Sekali lagi, semoga tahun ini jauh jauh jauh jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yaa. Selamat menikmati tahun yang baru ya teman-teman :D
Read More